Pertama Kalinya, Presiden Tsai Konfirmasi Kehadiran Pasukan AS di Taiwan

Kamis, 28 Oktober 2021 - 15:02 WIB
Presiden Tsai Ing-wen untuk pertama kalinya mengakui keberadaan pasukan AS di Taiwan. Foto/Ilustrasi/Sindonews
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen untuk pertama kalinya mengkonfirmasi kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di negaranya. Ia juga mengatakan ancaman dari China semakin meningkat setiap hari.

Dalam wawancara eksklusif dengan CNN, Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan adalah "mercusuar" demokrasi yang perlu dipertahankan untuk menegakkan keyakinan di seluruh dunia akan nilai-nilai demokrasi.

"Inilah pulau berpenduduk 23 juta orang yang berusaha keras setiap hari untuk melindungi diri kita sendiri dan melindungi demokrasi kita dan memastikan bahwa rakyat kita memiliki kebebasan yang layak mereka dapatkan," katanya.

"Jika kita gagal, maka itu berarti orang-orang yang percaya pada nilai-nilai ini akan meragukan apakah ini adalah nilai-nilai yang (harus) mereka perjuangkan," imbuhnya seperti dikutip dari media yang berbasis di AS itu, Kamis (28/10/2021).





Dalam wawancaranya dengan CNN, Tsai menjadi Presiden Taiwan pertama dalam beberapa dekade yang mengakui kehadiran pasukan AS di pulau itu untuk tujuan pelatihan. Garnisun resmi AS terakhir pergi pada 1979, tahun ketika Washington mengalihkan pengakuan diplomatik resmi dari Taipei ke Beijing, meskipun laporan media tahun lalu mengisyaratkan adanya pengerahan kecil militer AS.

Pada awal 2020 militer AS memposting dan kemudian menghapus video yang menunjukkan Pasukan Khusus Angkatan Darat AS melatih tentara di Taiwan. Pada November 2020, Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan dan kemudian membantah media lokal bahwa pasukan AS sedang melatih tentara lokal di pulau itu.

Terbaru, The Wall Street Journal (WSJ) pada awal bulan ini melaporkan sekitar dua lusin anggota pasukan khusus dan Korps Marinir AS diam-diam telah melatih militer Taiwan selama lebih dari setahun terakhir.



Tsai tidak akan mengatakan dengan tepat berapa banyak personel militer AS yang berada di pulau itu saat ini tetapi mengatakan itu jumlahnya tidak sebanyak yang diperkirakan orang.

"Kami memiliki berbagai kerja sama dengan AS yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami," katanya.

Tsai sendiri yakin jika Taiwan diserang China, AS dan negara-negara demokrasi regional lainnya akan membantunya mengingat hubungan jangka panjang yang mereka miliki dengan AS.

"Taiwan tidak sendirian karena kami adalah negara demokrasi, kami menghormati kebebasan dan kami adalah pecinta perdamaian. Dan kami berbagi nilai dengan sebagian besar negara di kawasan ini dan secara geografis kami memiliki kepentingan strategis," katanya, menunjuk pada peran utama pulau itu dalam rantai pasokan semikonduktor global dan menambahkan kekuatan regional memiliki kepentingan bersama dalam menjaga keamanan pulau itu.



Ketika ditanya apakah Taiwan dapat mempertahankan diri tanpa bantuan militer, Tsai mengatakan: "Kami akan mempertahankan diri selama kami bisa. Tapi izinkan saya mengulangi, penting bagi kita untuk mendapat dukungan dari teman-teman kita, dan juga negara-negara yang berpikiran sama," pungkasnya.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More