Presiden Tsai Ing-wen Percaya AS Lindungi Taiwan dari Serangan China
loading...
A
A
A
TAIPEI - Presiden Tsai Ing-wen mengatakan dia memiliki keyakinan bahwa Amerika Serikat (AS) akan melindungi Taiwan dari serangan China . Dia juga mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa pasukan Washington memang melatih tentara Taipei.
Amerika dan China telah bersitegang terkait upaya Taiwan bergabung dengan PBB. Washington mengatakan pulau itu harus diintegrasikan ke dalam badan dunia untuk tujuan pragmatis, sedangkan Beijing menegaskan bahwa Taipei tidak memiliki hak untuk bergabung.
China menganggap Taiwan—tempat pasukan nasionalis melarikan diri pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis— sebagai provinsi yang menunggu reunifikasi, dengan kekerasan jika perlu.
"[Taiwan] menyoroti berbagai kerja sama dengan AS yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami, termasuk pelatihan militer AS untuk pasukan Taiwan," kata Tsai dalam sebuah wawancara dengan CNN hari Rabu, yang dilansir AFP, Kamis (28/10/2021).
China secara teratur membuat rekor dengan banyak penerbangan pesawat tempurnya di dekat pulau itu. "Tindakan semacam itu mengancam perdamaian dan stabilitas regional," kata Presiden AS Joe Biden pada sebuah sesi tertutup.
KomentarTsai dengan cepat ditanggapi oleh Gedung Putih di tengah peringatan dari Beijing, melanjutkan strategi ambiguitas apakah akan campur tangan secara militer jika China menyerang.
Tsai lebih lanjut menegaskan bahwa Taiwan menginginkan perdamaian. "Kita bisa duduk dan membicarakan perbedaan kita, dan mencoba membuat pengaturan sehingga kita bisa hidup berdampingan secara damai," kata Tsai.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Selasa menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat masih hanya mengakui Beijing, tetapi dia menekankan kredensial demokrasi Taiwan dalam meminta agar diizinkan keterlibatan yang lebih besar di badan-badan PBB.
"Partisipasi bermakna Taiwan dalam sistem PBB bukanlah masalah politik, tetapi masalah pragmatis," kata Blinken.
Amerika dan China telah bersitegang terkait upaya Taiwan bergabung dengan PBB. Washington mengatakan pulau itu harus diintegrasikan ke dalam badan dunia untuk tujuan pragmatis, sedangkan Beijing menegaskan bahwa Taipei tidak memiliki hak untuk bergabung.
China menganggap Taiwan—tempat pasukan nasionalis melarikan diri pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis— sebagai provinsi yang menunggu reunifikasi, dengan kekerasan jika perlu.
"[Taiwan] menyoroti berbagai kerja sama dengan AS yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami, termasuk pelatihan militer AS untuk pasukan Taiwan," kata Tsai dalam sebuah wawancara dengan CNN hari Rabu, yang dilansir AFP, Kamis (28/10/2021).
China secara teratur membuat rekor dengan banyak penerbangan pesawat tempurnya di dekat pulau itu. "Tindakan semacam itu mengancam perdamaian dan stabilitas regional," kata Presiden AS Joe Biden pada sebuah sesi tertutup.
KomentarTsai dengan cepat ditanggapi oleh Gedung Putih di tengah peringatan dari Beijing, melanjutkan strategi ambiguitas apakah akan campur tangan secara militer jika China menyerang.
Tsai lebih lanjut menegaskan bahwa Taiwan menginginkan perdamaian. "Kita bisa duduk dan membicarakan perbedaan kita, dan mencoba membuat pengaturan sehingga kita bisa hidup berdampingan secara damai," kata Tsai.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Selasa menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat masih hanya mengakui Beijing, tetapi dia menekankan kredensial demokrasi Taiwan dalam meminta agar diizinkan keterlibatan yang lebih besar di badan-badan PBB.
"Partisipasi bermakna Taiwan dalam sistem PBB bukanlah masalah politik, tetapi masalah pragmatis," kata Blinken.