IAEA Selidiki Keamanan dan Legalitas Kesepakatan Kapal Selam Nuklir Australia
Kamis, 21 Oktober 2021 - 10:08 WIB
Guardian melaporkan Brasil juga memiliki program kapal selam nuklir yang sedang berlangsung.
Pada 2018, Grossi mengatakan, pemerintah Iran telah memberi tahu IAEA tentang niatnya memulai program propulsi nuklir angkatan laut.
Dia mecatat dalam satu surat kepada badan tersebut bahwa tidak ada fasilitas nuklir yang akan terlibat selama lima tahun pertama proyek tersebut.
Selama pertemuan Majelis Umum PBB di New York bulan lalu, para pejabat Iran dilaporkan mengutip kesepakatan AUKUS sebagai preseden untuk membawa rencana kapal selam negara itu melangkah ke depan.
Pekan lalu, Moskow bergabung dengan Beijing dalam mengecam pakta AUKUS. China menyatakan langkah itu telah menempatkan Barat pada jalur tabrakan dengan China dan mungkin menyebabkan eskalasi tajam dalam ketegangan internasional.
Direktur Departemen Asia Ketiga dari Kementerian Luar Negeri Rusia Nikolay Nozdrev mengatakan kepada RIA Novosti pada Jumat bahwa, “Kemitraan tersebut telah menimbulkan keprihatinan serius tentang risiko nyata dari melepaskan perlombaan senjata… rezim proliferasi.”
Lihat Juga: Meski Tak Mampu Bendung Rudal Iran, Hamas, dan Hizbullah, 10 Negara Tetap Pakai Iron Dome
Pada 2018, Grossi mengatakan, pemerintah Iran telah memberi tahu IAEA tentang niatnya memulai program propulsi nuklir angkatan laut.
Dia mecatat dalam satu surat kepada badan tersebut bahwa tidak ada fasilitas nuklir yang akan terlibat selama lima tahun pertama proyek tersebut.
Selama pertemuan Majelis Umum PBB di New York bulan lalu, para pejabat Iran dilaporkan mengutip kesepakatan AUKUS sebagai preseden untuk membawa rencana kapal selam negara itu melangkah ke depan.
Pekan lalu, Moskow bergabung dengan Beijing dalam mengecam pakta AUKUS. China menyatakan langkah itu telah menempatkan Barat pada jalur tabrakan dengan China dan mungkin menyebabkan eskalasi tajam dalam ketegangan internasional.
Direktur Departemen Asia Ketiga dari Kementerian Luar Negeri Rusia Nikolay Nozdrev mengatakan kepada RIA Novosti pada Jumat bahwa, “Kemitraan tersebut telah menimbulkan keprihatinan serius tentang risiko nyata dari melepaskan perlombaan senjata… rezim proliferasi.”
Lihat Juga: Meski Tak Mampu Bendung Rudal Iran, Hamas, dan Hizbullah, 10 Negara Tetap Pakai Iron Dome
(sya)
tulis komentar anda