AS Kirim 2 Juta Hydroxychloroquine dan 1.000 Ventilator ke Brasil
Selasa, 02 Juni 2020 - 15:23 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengumumkan telah mengirim 2 juta dosis obat anti malaria yang disebut-sebut sebagai obat virus Corona oleh Presiden Donald Trump ke Brasil.
Dalam pernyataan bersama, AS dan Brasil mengatakan hydroxychloroquine akan digunakan sebagai profilaksis untuk mempertahankan kesehatan petugas di Brasil terhadap virus, serta pengobatan untuk membantu warga Brasil yang terinfeksi.
AS juga mengirimkan 1.000 ventilator ke Brasil, yang memiliki kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia.
Pernyataan itu mengatakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berbicara dua kali sejak Maret dan kedua negara berada dalam posisi yang baik untuk melanjutkan kerja sama mereka.
"Ke depan, Amerika Serikat dan Brasil akan tetap berkoordinasi erat dalam perjuangan bersama melawan pandemi coronavirus dan tanggapan regional yang sedang berlangsung untuk menjaga kesehatan masyarakat, semakin membatasi penyebaran virus corona, memajukan pengembangan awal vaksin, dan menyelamatkan hidup," bunyi pernyataan bersama itu, seperti dikutip dari US News, Selasa (2/6/2020).
Secara global, virus Corona telah menjangkiti 6,38 juta orang dengan total kematian mencapai 377.790.
AS menjadi negara yang paling terdampak dengan lebih dari 1,85 juta kasus infeksi dan angka kematian mencapai 106.927 jiwa. Sedangkan Brasil mencatat kasus infeksi Covid-19 sebanyak 529.405 dengan angka kematian mencapai 30.046
Sementara Trump memuji obat anti-malaria sebagai pengobatan yang efektif untuk virus Corona baru dan mengungkapkan bulan lalu dia kerap meminumnya, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan obat itu efektif. (Baca: WHO Hentikan Tes Obat Malaria pada Pasien Covid-19 )
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet bulan lalu menemukan bahwa pasien virus corona yang diberi hydroxychloroquine sebenarnya memiliki peningkatan risiko kematian dan irama jantung yang tidak normal. Namun, penelitian itu telah menghadapi pengawasan. Presiden Brasil Jair Bolsonaro, sekutu dekat Trump, juga mempromosikan hydroxychloroquine sebagai pengobatan untuk Covid-19. (Baca: Dipromosikan Trump Obati Covid-19, Obat Anti Malaria Ternyata Berbahaya )
Negara-negara lain juga mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan upaya penelitian bersama yang akan mencakup uji klinis terkontrol secara acak untuk membantu lebih lanjut mengevaluasi keamanan dan kemanjuran hydroxychloroquine untuk profilaksis dan pengobatan dini virus Corona.
Sebuah studi kecil dari obat yang dilakukan di Brasil dihentikan karena risiko komplikasi jantung yang fatal, sementara AS memulai uji klinis sendiri pada bulan April.
Dalam pernyataan bersama, AS dan Brasil mengatakan hydroxychloroquine akan digunakan sebagai profilaksis untuk mempertahankan kesehatan petugas di Brasil terhadap virus, serta pengobatan untuk membantu warga Brasil yang terinfeksi.
AS juga mengirimkan 1.000 ventilator ke Brasil, yang memiliki kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia.
Pernyataan itu mengatakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berbicara dua kali sejak Maret dan kedua negara berada dalam posisi yang baik untuk melanjutkan kerja sama mereka.
"Ke depan, Amerika Serikat dan Brasil akan tetap berkoordinasi erat dalam perjuangan bersama melawan pandemi coronavirus dan tanggapan regional yang sedang berlangsung untuk menjaga kesehatan masyarakat, semakin membatasi penyebaran virus corona, memajukan pengembangan awal vaksin, dan menyelamatkan hidup," bunyi pernyataan bersama itu, seperti dikutip dari US News, Selasa (2/6/2020).
Secara global, virus Corona telah menjangkiti 6,38 juta orang dengan total kematian mencapai 377.790.
AS menjadi negara yang paling terdampak dengan lebih dari 1,85 juta kasus infeksi dan angka kematian mencapai 106.927 jiwa. Sedangkan Brasil mencatat kasus infeksi Covid-19 sebanyak 529.405 dengan angka kematian mencapai 30.046
Sementara Trump memuji obat anti-malaria sebagai pengobatan yang efektif untuk virus Corona baru dan mengungkapkan bulan lalu dia kerap meminumnya, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan obat itu efektif. (Baca: WHO Hentikan Tes Obat Malaria pada Pasien Covid-19 )
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet bulan lalu menemukan bahwa pasien virus corona yang diberi hydroxychloroquine sebenarnya memiliki peningkatan risiko kematian dan irama jantung yang tidak normal. Namun, penelitian itu telah menghadapi pengawasan. Presiden Brasil Jair Bolsonaro, sekutu dekat Trump, juga mempromosikan hydroxychloroquine sebagai pengobatan untuk Covid-19. (Baca: Dipromosikan Trump Obati Covid-19, Obat Anti Malaria Ternyata Berbahaya )
Negara-negara lain juga mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan upaya penelitian bersama yang akan mencakup uji klinis terkontrol secara acak untuk membantu lebih lanjut mengevaluasi keamanan dan kemanjuran hydroxychloroquine untuk profilaksis dan pengobatan dini virus Corona.
Sebuah studi kecil dari obat yang dilakukan di Brasil dihentikan karena risiko komplikasi jantung yang fatal, sementara AS memulai uji klinis sendiri pada bulan April.
(ber)
tulis komentar anda