Dipromosikan Trump Obati Covid-19, Obat Anti Malaria Ternyata Berbahaya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Obat anti malaria yang dipromosikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai pengobatan Covid-19 ternyata mempunyai tingkat kematian yang tinggi dan menimbulkan masalah irama jantung bagi pasien virus Corona baru. Begitu hasil studi global menunjukkan.
Laporan yang dimuat dalam jurnal medis Lancet bukan tes ketat hydroxychloroquine atau chloroquine tetapi uji observasional. Uji observasional itu mempelajari 96.000 pasien di 671 rumah sakit di enam benua.
"Tidak hanya tidak ada manfaatnya, tetapi kami melihat sinyal bahaya yang sangat konsisten," ujar salah satu pemimpin penelitian, Dr Mandeep Mehra, seorang spesialis jantung di Brigham and Women's Hospital di Boston, Massachusetts, seperti dikutip dari Sky News, Sabtu (23/5/2020)
Para peneliti memperkirakan bahwa tingkat kematian akibat penggunaan obat, dengan atau tanpa antibiotik seperti azithromycin, kira-kira 13% berbanding 9% untuk pasien yang tidak meminumnya.
Risiko berkembang menjadi masalah irama jantung yang serius lebih dari lima kali lebih besar.
Menurut kepala penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, Dr David Aronoff, meskipun hanya observasional, ukuran dan ruang lingkup penelitian ini memberikan banyak dampak.
"Ini benar-benar memberi kita tingkat kepercayaan bahwa kita tidak mungkin melihat manfaat besar dari obat ini dalam pengobatan Covid-19 dan mungkin membahayakan," kata Dr Aronoff, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Presiden Trump telah berulang kali mendorong obat-obatan anti malaria untuk mengobati virus Corona. Ia bahkan mengatakan menggunakan hydroxychloroquine untuk mencoba mencegah infeksi atau meminimalkan gejala dari virus Corona.
Presiden Trump - yang sebelumnya telah menyarankan penyembuhan virus corona seperti menyuntikkan disinfektan - mengutip "seruan" dan "cerita bagus" sebagai bukti keberhasilan hydroxychloroquine.
Obat-obatan ini disetujui untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis dan untuk mencegah dan mengobati malaria, tetapi tidak ada tes besar yang ketat yang menemukan mereka aman atau efektif untuk mencegah atau mengobati Covid-19.
Badan pengawas obat-obatan dan makanan AS, Food and Drug Administration (FDA), telah memperingatkan hydroxychloroquine dapat menyebabkan masalah irama jantung. Sementara Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Anthony Fauci mengatakan, tidak ada bukti bahwa obat itu dapat mencegah virus Corona.
The New York Times melaporkan kemungkinan ada lebih banyak obat-obatan yang akan dipromosikan oleh Trump karena perusahaan farmasi tertentu akan mendapat untung jika diterima sebagai obat Covid-19.
Laporan yang dimuat dalam jurnal medis Lancet bukan tes ketat hydroxychloroquine atau chloroquine tetapi uji observasional. Uji observasional itu mempelajari 96.000 pasien di 671 rumah sakit di enam benua.
"Tidak hanya tidak ada manfaatnya, tetapi kami melihat sinyal bahaya yang sangat konsisten," ujar salah satu pemimpin penelitian, Dr Mandeep Mehra, seorang spesialis jantung di Brigham and Women's Hospital di Boston, Massachusetts, seperti dikutip dari Sky News, Sabtu (23/5/2020)
Para peneliti memperkirakan bahwa tingkat kematian akibat penggunaan obat, dengan atau tanpa antibiotik seperti azithromycin, kira-kira 13% berbanding 9% untuk pasien yang tidak meminumnya.
Risiko berkembang menjadi masalah irama jantung yang serius lebih dari lima kali lebih besar.
Menurut kepala penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, Dr David Aronoff, meskipun hanya observasional, ukuran dan ruang lingkup penelitian ini memberikan banyak dampak.
"Ini benar-benar memberi kita tingkat kepercayaan bahwa kita tidak mungkin melihat manfaat besar dari obat ini dalam pengobatan Covid-19 dan mungkin membahayakan," kata Dr Aronoff, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Presiden Trump telah berulang kali mendorong obat-obatan anti malaria untuk mengobati virus Corona. Ia bahkan mengatakan menggunakan hydroxychloroquine untuk mencoba mencegah infeksi atau meminimalkan gejala dari virus Corona.
Presiden Trump - yang sebelumnya telah menyarankan penyembuhan virus corona seperti menyuntikkan disinfektan - mengutip "seruan" dan "cerita bagus" sebagai bukti keberhasilan hydroxychloroquine.
Obat-obatan ini disetujui untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis dan untuk mencegah dan mengobati malaria, tetapi tidak ada tes besar yang ketat yang menemukan mereka aman atau efektif untuk mencegah atau mengobati Covid-19.
Badan pengawas obat-obatan dan makanan AS, Food and Drug Administration (FDA), telah memperingatkan hydroxychloroquine dapat menyebabkan masalah irama jantung. Sementara Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Anthony Fauci mengatakan, tidak ada bukti bahwa obat itu dapat mencegah virus Corona.
The New York Times melaporkan kemungkinan ada lebih banyak obat-obatan yang akan dipromosikan oleh Trump karena perusahaan farmasi tertentu akan mendapat untung jika diterima sebagai obat Covid-19.
(ber)