Rusia: UE Masih Berpegang Teguh pada Paradigma Kolonial Tentang Tatanan Dunia

Senin, 27 September 2021 - 19:06 WIB
Rusia mengatakan, Uni Eropa (UE) sampai saat ini masih berpegang teguh pada paradigma kolonia tentang tatanan dunia. Foto/REUTERS
MOSKOW - Rusia mengatakan, Uni Eropa (UE) sampai saat ini masih berpegang teguh pada paradigma kolonia tentang tatanan dunia. Salah satu contohnya, menurut Moskow adalah UE masih mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan dalam tindakan dan pandangannya tentang proses dunia, UE tidak pernah meninggalkan prinsip-prinsip kolonialisme dan hak yang disalahgunakan untuk mencampuri urusan negara lain tanpa alasan yang memadai.

"Sejauh Josep Borrell (Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan) dan pemahamannya tentang zona tanggung jawab UE, apa yang bukan zona tanggung jawab UE, sangat salah untuk mengatakan bahwa kolonialisme hilang,” ucapnya.



“Mereka (negara-negara Eropa) tidak pernah melupakannya, meski sejenak. Mereka telah hidup sesuai dengan paradigma ini selama ini. Sepintas, pernyataan mereka berbeda, tetapi sikap terhadap negara-negara lain di dunia sangat bergantung pada visi dunia ini,” sambungnya,

Zakharova, seperti dilansir Tass pada Senin (27/9/2021), menyatakan penyesalannya kolektif Barat telah mengambil hak untuk mengurus masa depan dunia pada saat dunia tidak meminta ini.

Menurutnya, untuk menghindari konflik militer dunia harus kembali ke dasar hukum internasional berdasarkan Piagam PBB.

"Dunia hanya meminta (Barat) untuk satu hal, untuk kembali ke hukum internasional. Seperti yang Anda ketahui, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov berbicara kepada PBB dengan ide tagar #OurRulesUNCharter,” ucapnya.

“Dengan kata lain, ini adalah panggilan untuk kembali ke prinsip-prinsip dasar yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk dibuat, yang telah disetujui secara kolektif dan yang telah menjalankan fungsi utama, mereka mencegah dunia jatuh ke dalam bencana lain seperti yang dialami umat manusia di abad ke-20,” tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More