Rusia Kesal AS Tinggalkan Senjata di Afghanistan
Minggu, 26 September 2021 - 15:31 WIB
Namun, dia mengatakan bahwa ada harapan dan optimisme agar JCPOA dipulihkan, karena itu adalah sesuatu yang diinginkan oleh Iran dan AS.
"Iran tidak melakukan apa pun yang dilarang," kata Lavrov ketika mengomentari komitmen nuklir Teheran.
"Ini sesuai dengan perjanjian non-proliferasi dan sesuai dengan protokol tambahan untuk perjanjian pengamanan," imbuhnya.
Kesepakatan JCPOA ditandatangani pada 2015 antara negara-negara P5+1 (China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat – plus Jerman), Uni Eropa, dan Iran. Di bawah perjanjian itu, Teheran seharusnya mengurangi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi dari AS.
Namun, setelah pemerintahan Trump secara sepihak menarik Washington dari kesepakatan pada 2018, Teheran perlahan mulai menjauh dari komitmen nuklirnya, sambil tetap menggarisbawahi bahwa program nuklir negara itu untuk kepentingan damai.
Negosiasi tentang kemungkinan pemulihan JCPOA diadakan di Wina, tetapi terhenti setelah putaran terakhir selesai pada akhir Juni. Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Iran akan kembali ke pembicaraan ini "segera".
"Iran tidak melakukan apa pun yang dilarang," kata Lavrov ketika mengomentari komitmen nuklir Teheran.
"Ini sesuai dengan perjanjian non-proliferasi dan sesuai dengan protokol tambahan untuk perjanjian pengamanan," imbuhnya.
Kesepakatan JCPOA ditandatangani pada 2015 antara negara-negara P5+1 (China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat – plus Jerman), Uni Eropa, dan Iran. Di bawah perjanjian itu, Teheran seharusnya mengurangi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi dari AS.
Namun, setelah pemerintahan Trump secara sepihak menarik Washington dari kesepakatan pada 2018, Teheran perlahan mulai menjauh dari komitmen nuklirnya, sambil tetap menggarisbawahi bahwa program nuklir negara itu untuk kepentingan damai.
Negosiasi tentang kemungkinan pemulihan JCPOA diadakan di Wina, tetapi terhenti setelah putaran terakhir selesai pada akhir Juni. Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Iran akan kembali ke pembicaraan ini "segera".
(ian)
tulis komentar anda