Video Viral! Taliban Temukan Rudal Balistik Buatan Soviet di Lembah Panjshir
Kamis, 16 September 2021 - 08:07 WIB
KABUL - Taliban menemukan sejumlah rudal balistik lama buatan Uni Soviet di Lembah Panjshir setelah mengalahkan pasukan perlawanan lokal di sana.
Meski demikian, rudal-rudal tersebut tampaknya dalam kondisi tidak dapat dioperasikan.
Militan menemukan sejumlah rudal tergeletak begitu saja di tepi Sungai Panjshir, berdasarkan rekaman video viral yang muncul secara online.
Lembah Panjshir dikuasai Taliban pekan lalu setelah konflik singkat dengan pasukan lokal yang kini terusir ke wilayah sekitarnya.
Video yang diambil para militan menunjukkan sekitar 10 rudal balistik jarak menengah Luna-M (NATO menyebut namanya FROG-7) dan 10 rudal balistik jarak menengah R-17 Elbrus (NATO menyebutnya Scud B).
Senjata itu tampaknya telah disimpan di lokasi tersebut untuk waktu yang lama, dengan deretan rudal terlihat pada citra satelit.
Amunisi itu tampak sangat lapuk, dengan cat di bagian tubuh rudal sudah terkelupas sebagian, seperti terlihat dalam video.
Beberapa hulu ledak, kemungkinan rudal FROG-7, juga terlihat tergeletak di sekitar tempat itu.
Rudal ini tampaknya telah disimpan dalam wadah transportasi dan tampaknya dalam kondisi yang lebih baik.
Tidak segera jelas apakah rudal itu berbahan bakar, meskipun mengingat kondisi penyimpanannya, amunisi itu tidak mungkin beroperasi.
Awalnya dikembangkan pada 1960-an, Scud B adalah rudal balistik jarak menengah, yang mampu mengirimkan berbagai hulu ledak, termasuk nuklir, hingga radius 300 km.
FROG-7 adalah rudal jarak pendek taktis, dengan jangkauan maksimum hingga 70 km.
Rudal balistik dipasok Uni Soviet kepada pemerintah sosialis Afghanistan pada 1980-an. Setelah runtuh pada awal 1990-an, amunisi berakhir di tangan berbagai kelompok bersenjata, termasuk pasukan perlawanan Lembah Panjshir yang dipimpin mendiang Ahmad Shah Massoud.
Setelah Lembah Panjshir dikuasai Taliban, nasib kelompok perlawanan yang kini dipimpin putra Ahmad Shah Massoud itu semakin tidak jelas.
Apalagi saat ini Taliban semakin kuat dengan menguasai senjata-senjata buatan Amerika Serikat yang ditinggalkan militer Afghanistan yang didukung Barat.
Meski demikian, rudal-rudal tersebut tampaknya dalam kondisi tidak dapat dioperasikan.
Militan menemukan sejumlah rudal tergeletak begitu saja di tepi Sungai Panjshir, berdasarkan rekaman video viral yang muncul secara online.
Lembah Panjshir dikuasai Taliban pekan lalu setelah konflik singkat dengan pasukan lokal yang kini terusir ke wilayah sekitarnya.
Video yang diambil para militan menunjukkan sekitar 10 rudal balistik jarak menengah Luna-M (NATO menyebut namanya FROG-7) dan 10 rudal balistik jarak menengah R-17 Elbrus (NATO menyebutnya Scud B).
Senjata itu tampaknya telah disimpan di lokasi tersebut untuk waktu yang lama, dengan deretan rudal terlihat pada citra satelit.
Amunisi itu tampak sangat lapuk, dengan cat di bagian tubuh rudal sudah terkelupas sebagian, seperti terlihat dalam video.
Beberapa hulu ledak, kemungkinan rudal FROG-7, juga terlihat tergeletak di sekitar tempat itu.
Rudal ini tampaknya telah disimpan dalam wadah transportasi dan tampaknya dalam kondisi yang lebih baik.
Tidak segera jelas apakah rudal itu berbahan bakar, meskipun mengingat kondisi penyimpanannya, amunisi itu tidak mungkin beroperasi.
Awalnya dikembangkan pada 1960-an, Scud B adalah rudal balistik jarak menengah, yang mampu mengirimkan berbagai hulu ledak, termasuk nuklir, hingga radius 300 km.
FROG-7 adalah rudal jarak pendek taktis, dengan jangkauan maksimum hingga 70 km.
Rudal balistik dipasok Uni Soviet kepada pemerintah sosialis Afghanistan pada 1980-an. Setelah runtuh pada awal 1990-an, amunisi berakhir di tangan berbagai kelompok bersenjata, termasuk pasukan perlawanan Lembah Panjshir yang dipimpin mendiang Ahmad Shah Massoud.
Setelah Lembah Panjshir dikuasai Taliban, nasib kelompok perlawanan yang kini dipimpin putra Ahmad Shah Massoud itu semakin tidak jelas.
Apalagi saat ini Taliban semakin kuat dengan menguasai senjata-senjata buatan Amerika Serikat yang ditinggalkan militer Afghanistan yang didukung Barat.
(sya)
tulis komentar anda