Pendiri Taliban Mullah Baradar Disebut Akan Memimpin Pemerintahan Baru Afghanistan
Sabtu, 04 September 2021 - 02:35 WIB
Kabar ini muncul di tengah upaya kelompok itu memerangi pasukan yang setia kepada republik yang ditaklukkan di Lembah Panjshir di utara Kabul. Taliban, yang merebut Kabul pada 15 Agustus setelah menyapu sebagian besar negara itu, telah menghadapi perlawanan sengit di Lembah Panjshir yang memakan korban tidak sedikit.
Beberapa ribu pejuang milisi regional dan sisa-sisa angkatan bersenjata pemerintah telah berkumpul di lembah terjal itu di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud, putra mantan komandan Mujahidin Ahmad Shah Massoud.
Upaya untuk merundingkan penyelesaian tampaknya telah gagal, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kegagalan tersebut.
Tetapi prioritas paling mendesak pemerintah baru Afghanistan mungkin mencegah runtuhnya ekonomi yang bergulat dengan kekeringan dan kerusakan akibat konflik 20 tahun yang menewaskan sekitar 240.000 warga Afghanistan sebelum pasukan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan penarikan penuh gejolak pada 30 Agustus lalu.
Yang dipertaruhkan adalah apakah Taliban dapat memerintah negara yang tengah menghadapi krisis ekonomi, bencana kemanusiaan, dan ancaman terhadap keamanan serta stabilitas dari kelompok saingan, termasuk cabang lokal ISIS.
Beberapa ribu pejuang milisi regional dan sisa-sisa angkatan bersenjata pemerintah telah berkumpul di lembah terjal itu di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud, putra mantan komandan Mujahidin Ahmad Shah Massoud.
Upaya untuk merundingkan penyelesaian tampaknya telah gagal, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kegagalan tersebut.
Tetapi prioritas paling mendesak pemerintah baru Afghanistan mungkin mencegah runtuhnya ekonomi yang bergulat dengan kekeringan dan kerusakan akibat konflik 20 tahun yang menewaskan sekitar 240.000 warga Afghanistan sebelum pasukan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan penarikan penuh gejolak pada 30 Agustus lalu.
Yang dipertaruhkan adalah apakah Taliban dapat memerintah negara yang tengah menghadapi krisis ekonomi, bencana kemanusiaan, dan ancaman terhadap keamanan serta stabilitas dari kelompok saingan, termasuk cabang lokal ISIS.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda