Sekjen PBB Siap Bicara dengan Taliban setelah Kepemimpinan Jelas
Jum'at, 20 Agustus 2021 - 18:53 WIB
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres siap berbicara dengan Taliban setelah kepemimpinan kelompok itu jelas.
"Saya siap berbicara sendiri ketika sudah jelas dengan siapa saya harus berbicara, untuk tujuan apa," ujar dia kepada wartawan di markas besar PBB di New York.
Komentar itu muncul setelah Taliban merebut ibu kota Afghanistan pada Minggu menyusul serangan kilat yang menyebabkan kekalahan 300.000 tentara negara itu dengan cepat.
Mantan Presiden Ashraf Ghani lari dari negara yang dipimpinnya dan kini sudah tak diakui sebagai tokoh politik di negara itu oleh Amerika Serikat (AS).
AS mengambil alih komando Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul pada Sabtu untuk memfasilitasi evakuasi personel diplomatik dan warga Afghanistan yang mencari status pengungsi dengan Washington.
AS diperkirakan menyelesaikan penarikan pasukan dan warga AS pada 31 Agustus, meskipun Presiden Joe Biden membiarkan pintu terbuka untuk tetap berada di luar tanggal tersebut jika evakuasi belum selesai.
Guterres mengatakan meskipun menurutnya penting jaminan "keamanan yang efektif" tetap ada di bandara, PBB saat ini tidak memiliki kapasitas menjalankan fasilitas tersebut setelah keluarnya AS.
"Saya tidak berpikir PBB meminta, dan saya tidak berpikir kami memiliki kapasitas untuk mengelola bandara," ujar dia.
Dia menjelaskan, "Kita bisa bekerja sama dengan semua pihak jika kehadiran kita dianggap bermanfaat, tapi berpikir PBB bisa menjalankan bandara dalam keadaan sekarang mengetahui keberadaan kita di lapangan, tentu saja tidak realistis."
Guterres menolak mengatakan apakah menurutnya Dewan Keamanan harus memperluas mandat PBB di Afghanistan.
Meski demikian, dia menekankan pentingnya komunitas internasional mempertahankan kebulatan suara di Afghanistan.
"Saya siap berbicara sendiri ketika sudah jelas dengan siapa saya harus berbicara, untuk tujuan apa," ujar dia kepada wartawan di markas besar PBB di New York.
Komentar itu muncul setelah Taliban merebut ibu kota Afghanistan pada Minggu menyusul serangan kilat yang menyebabkan kekalahan 300.000 tentara negara itu dengan cepat.
Mantan Presiden Ashraf Ghani lari dari negara yang dipimpinnya dan kini sudah tak diakui sebagai tokoh politik di negara itu oleh Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
AS mengambil alih komando Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul pada Sabtu untuk memfasilitasi evakuasi personel diplomatik dan warga Afghanistan yang mencari status pengungsi dengan Washington.
AS diperkirakan menyelesaikan penarikan pasukan dan warga AS pada 31 Agustus, meskipun Presiden Joe Biden membiarkan pintu terbuka untuk tetap berada di luar tanggal tersebut jika evakuasi belum selesai.
Guterres mengatakan meskipun menurutnya penting jaminan "keamanan yang efektif" tetap ada di bandara, PBB saat ini tidak memiliki kapasitas menjalankan fasilitas tersebut setelah keluarnya AS.
"Saya tidak berpikir PBB meminta, dan saya tidak berpikir kami memiliki kapasitas untuk mengelola bandara," ujar dia.
Dia menjelaskan, "Kita bisa bekerja sama dengan semua pihak jika kehadiran kita dianggap bermanfaat, tapi berpikir PBB bisa menjalankan bandara dalam keadaan sekarang mengetahui keberadaan kita di lapangan, tentu saja tidak realistis."
Guterres menolak mengatakan apakah menurutnya Dewan Keamanan harus memperluas mandat PBB di Afghanistan.
Meski demikian, dia menekankan pentingnya komunitas internasional mempertahankan kebulatan suara di Afghanistan.
(sya)
tulis komentar anda