Reaktor Nuklir Pertama di Dunia Ditutup karena Batang Bahan Bakar Rusak
Jum'at, 30 Juli 2021 - 21:01 WIB
China General Nuclear Power Group (CGN) mengatakan pada Jumat bahwa, “Reaktor itu sepenuhnya di bawah kendali."
“Para pakar akan menemukan penyebab kerusakan dan mengganti batang bahan bakar,” papar pernyataan CGN.
Pada Juni, CNN melaporkan pemerintah AS sedang menilai kebocoran yang dilaporkan di PLTN tersebut.
CNN mengatakan perusahaan energi Prancis EDF, yang membantu menjalankan PLTN tersebut, telah memperingatkan pemerintah Amerika Serikat (AS) bahwa regulator nuklir China telah menaikkan batas tingkat radiasi yang diizinkan di luar PLTN untuk menghindari penutupannya.
EDF kemudian mengatakan, “Masalah dengan batang bahan bakar telah menyebabkan penumpukan gas, yang harus dilepaskan ke atmosfer.”
Batang bahan bakar adalah tabung logam tertutup yang menahan bahan nuklir yang digunakan untuk bahan bakar reaktor nuklir.
Pekan lalu, juru bicara EDF mengatakan kepada CNN bahwa perusahaan Prancis itu akan menutup PLTN jika bisa. Mereka mengatakan keputusan ada di tangan operator China.
“Situasi di Taishan bukan keadaan darurat tetapi tetap merupakan situasi serius," ujar juru bicara itu.
“Para pakar akan menemukan penyebab kerusakan dan mengganti batang bahan bakar,” papar pernyataan CGN.
Pada Juni, CNN melaporkan pemerintah AS sedang menilai kebocoran yang dilaporkan di PLTN tersebut.
CNN mengatakan perusahaan energi Prancis EDF, yang membantu menjalankan PLTN tersebut, telah memperingatkan pemerintah Amerika Serikat (AS) bahwa regulator nuklir China telah menaikkan batas tingkat radiasi yang diizinkan di luar PLTN untuk menghindari penutupannya.
EDF kemudian mengatakan, “Masalah dengan batang bahan bakar telah menyebabkan penumpukan gas, yang harus dilepaskan ke atmosfer.”
Batang bahan bakar adalah tabung logam tertutup yang menahan bahan nuklir yang digunakan untuk bahan bakar reaktor nuklir.
Pekan lalu, juru bicara EDF mengatakan kepada CNN bahwa perusahaan Prancis itu akan menutup PLTN jika bisa. Mereka mengatakan keputusan ada di tangan operator China.
“Situasi di Taishan bukan keadaan darurat tetapi tetap merupakan situasi serius," ujar juru bicara itu.
(sya)
tulis komentar anda