Maroko Tangkap Aktivis Uighur Atas Permintaan China
Rabu, 28 Juli 2021 - 09:43 WIB
Interpol dan Kedutaan Besar China di Maroko tidak segera menanggapi permintaan komentar atas penangkapan tersebut.
Maroko meratifikasi perjanjian ekstradisi dengan China pada 2017, di antara beberapa perjanjian serupa yang dibuat China dalam beberapa tahun terakhir.
China telah menggambarkan penguncian satu juta atau lebih orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya sebagai “perang melawan teror,” setelah penusukan dan pemboman oleh sejumlah kecil ekstremis Uiyghur asli Xinjiang. Para peneliti mengatakan banyak orang yang tidak bersalah telah ditahan karena hal-hal seperti pergi ke luar negeri atau menghadiri pertemuan keagamaan.
Safeguard Defenders telah meminta duta besar Maroko di Washington dan Brussels untuk tidak mengekstradisi Aishan.
"Tidak jarang bagi otoritas China untuk mendapatkan red notice Interpol untuk Uighur dan pembangkang lainnya di luar negeri," kata Peter Dahlin dari Safeguard Defenders.
Dalam kasus serupa, seorang remaja China yang mengaku sebagai penduduk tetap AS ditangkap di Dubai, Uni Emirat Arab, pada bulan April saat transit untuk penerbangan. Pejabat China telah mencari Wang Jingyu, seorang mahasiswa berusia 19 tahun, atas komentar online-nya tentang bentrokan perbatasan yang mematikan antara pasukan China dan India tahun lalu. Departemen Luar Negeri AS menyebutnya sebagai masalah hak asasi manusia. Wang dibebaskan pada bulan Mei, dan dia serta tunangannya melarikan diri ke Belanda.
Para ahli mengatakan kedua kasus tersebut menambah kekhawatiran akan jangkauan ekstrateritorial oleh China.
(ian)
tulis komentar anda