China Diduga Paksa Warga Tibet Pasang Aplikasi Pengawasan

Rabu, 13 November 2024 - 14:11 WIB
loading...
China Diduga Paksa Warga...
China Diduga paksa warga tibet pasang aplikasi NAFC untuk pengawasan. Foto/Yujie Xue/SCMP
A A A
BEIJING - Sejumlah undang-undang dan kebijakan yang dikembangkan China kerap berkutat seputar privasi dan pengawasan.

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat dan ekonomi China sebenarnya telah banyak berubah karena kemajuan era digital, namun transformasi digital ini sebagian besar justru berkontribusi pada berdirinya sebuah negara pengawasan (surveillance state).

Pada 2021, Kementerian Keamanan Publik China telah meluncurkan aplikasi bernama Pusat Antipenipuan Nasional (NAFC). Aplikasi ini diperkenalkan sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas untuk melindungi warga dari aktivitas penipuan, yang telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun.

Mengutip dari European Times, Rabu (13/11/2024), NAFC bertujuan mencegah dan melaporkan penipuan, menjaga keamanan jaringan telekomunikasi, dan meningkatkan kesadaran tentang pencegahan penipuan. Aplikasi ini mendeteksi panggilan, SMS, dan aplikasi yng mencurigakan, serta menyediakan fungsi bagi pengguna untuk melaporkan potensi penipuan kepada pihak berwenang.

Baca Juga: China Diduga Miliki Agenda Tersembunyi dalam Pengentasan Kemiskinan di Tibet

Namun, aplikasi NAFC telah menghadapi kontroversi terkait masalah privasi. Aplikasi ini memerlukan izin yang luas, termasuk pengenalan wajah untuk pendaftaran, dan dilaporkan melacak pengguna yang mengunjungi sejumlah website finansial luar negeri.

Pertama-tama, aplikasi ini memerlukan izin yang luas, termasuk pengenalan wajah untuk pendaftaran dan akses ke data telepon pengguna. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran privasi yang signifikan di antara pengguna.

Di beberapa kota, seperti Shenzhen, penduduk dilaporkan dipaksa untuk memasang aplikasi di telepon pintar mereka. Hal ini telah menyebabkan keluhan tentang kurangnya pilihan dan sifat aplikasi yang mengganggu.

Namun, alasan yang menyebabkan kritik luas terhadap NAFC adalah bahwa aplikasi tersebut dilaporkan digunakan untuk melacak pengguna yang mengunjungi website finansial luar negeri, seperti Bloomberg. Hal ini telah menyebabkan kejadian di mana pengguna diinterogasi oleh polisi.

Aplikasi ini juga meminta lebih banyak izin daripada yang diperlukan untuk tujuan yang dinyatakan, yang selanjutnya memicu kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan data pribadi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ini Respons Huawei atas...
Ini Respons Huawei atas Tuduhan Suap pada Parlemen Eropa
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya,...
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya, China Mampu Tundukkan AS
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Huawei dan Jejak Pengaruh...
Huawei dan Jejak Pengaruh China di Jantung Demokrasi Eropa
5 Alasan China Mendukung...
5 Alasan China Mendukung Pakistan dalam Perang dengan India
AS: Jet Tempur J-10...
AS: Jet Tempur J-10 China Milik Pakistan Tembak Jatuh 2 Pesawat India, Salah Satunya Rafale
Dua Pentolan BRICS Sepakat...
Dua Pentolan BRICS Sepakat Dukung Perdagangan Bebas di Tengah Tarif Trump
Trump Kunjungi Arab...
Trump Kunjungi Arab Saudi, Bakal Negosiasi Penjanjian Nuklir Damai hingga Situasi Gaza
Ketika Trump Sebut Arab...
Ketika Trump Sebut Arab Saudi Negara Terhebat di Dunia
Rekomendasi
Ketika Cinta Lama Datang...
Ketika Cinta Lama Datang Lagi, Siapkah Kamu? Streaming Second Shot at Love di VISION+
Gempar! 11 Tahanan Polres...
Gempar! 11 Tahanan Polres Kampar Riau Melarikan Diri
Ibadah Haji 2025 : Pakaian...
Ibadah Haji 2025 : Pakaian Ihram, Pengingat Kain Kafan dan Kematian
Berita Terkini
Ini Respons Huawei atas...
Ini Respons Huawei atas Tuduhan Suap pada Parlemen Eropa
Iran Terbuka untuk Pembatasan...
Iran Terbuka untuk Pembatasan Pengayaan Uranium Sementara
Bagaimana India dan...
Bagaimana India dan Pakistan Belanjakan Uang untuk Pertahanan?
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Mufti Besar Oman Desak...
Mufti Besar Oman Desak India Ingat Kebaikan Para Penguasa Muslim Terdahulu
Arab Saudi Teken Kesepakatan...
Arab Saudi Teken Kesepakatan Lebih dari Rp4.982 Triliun dengan AS
Infografis
Perkembangan Tentara...
Perkembangan Tentara Robotik China Bikin Para Ahli Khawatir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved