Kim Jong-un Bandingkan Ngerinya Ekonomi Korut dengan Kelaparan 1990-an
Sabtu, 10 April 2021 - 00:31 WIB
PYONGYANG - Kim Jong-un , pemimpin Korea Utara (Korut), untuk pertama kalinya membandingkan kesengsaraan ekonomi negaranya dengan bencana kelaparan tahun 1990-an yang menewaskanratusan ribu orang. Dia menyerukan untuk melancarkan "pawai sulit" guna melawan kesulitan ekonomi yang parah.
Kim sebelumnya mengatakan negaranya menghadapi situasi "terburuk yang pernah ada" karena beberapa faktor, termasuk pandemi virus corona, sanksi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS), dan bencana alam musim panas lalu.
Tapi ini pertama kalinya dia secara terbuka membandingkan situasinya dengan kelaparan yang mematikan.
Kelompok pemantau Korea Utara belum mendeteksi tanda-tanda kelaparan massal atau bencana kemanusiaan. Tetapi komentar Kim masih menunjukkan betapa seriusnya dia memandang kesulitan saat ini—yang menurut pengamat asing adalah ujian terbesar dari pemerintahan sembilan tahunnya.
"Ada banyak rintangan dan kesulitan di depan kami, jadi perjuangan kami untuk melaksanakan keputusan Kongres Partai Kedelapan tidak akan berjalan lancar," kata Kim kepada anggota partai yang berkuasa di tingkat yang lebih rendah pada hari Kamis, yang dilansir Korean Central News Agency (KCNA), Jumat (9/4/2021).
“Saya memutuskan untuk meminta organisasi WPK (Partai Buruh Korea) di semua tingkatan, termasuk Komite Sentral dan sekretaris sel dari seluruh partai, untuk melakukan 'pawai sulit' yang lebih sulit untuk membebaskan kesulitan orang-orang kami."
Pidato Kim disampaikan pada upacara penutupan pertemuan partai dengan ribuan anggota akar rumput dari partai yang berkuasa, yang disebut sekretaris sel.
Selama pidato pembukaan hari Selasa, Kim mengatakan peningkatan mata pencaharian publik dalam menghadapi "situasi terburuk" akan bergantung pada sel-sel partai.
Kim sebelumnya mengatakan negaranya menghadapi situasi "terburuk yang pernah ada" karena beberapa faktor, termasuk pandemi virus corona, sanksi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS), dan bencana alam musim panas lalu.
Tapi ini pertama kalinya dia secara terbuka membandingkan situasinya dengan kelaparan yang mematikan.
Kelompok pemantau Korea Utara belum mendeteksi tanda-tanda kelaparan massal atau bencana kemanusiaan. Tetapi komentar Kim masih menunjukkan betapa seriusnya dia memandang kesulitan saat ini—yang menurut pengamat asing adalah ujian terbesar dari pemerintahan sembilan tahunnya.
"Ada banyak rintangan dan kesulitan di depan kami, jadi perjuangan kami untuk melaksanakan keputusan Kongres Partai Kedelapan tidak akan berjalan lancar," kata Kim kepada anggota partai yang berkuasa di tingkat yang lebih rendah pada hari Kamis, yang dilansir Korean Central News Agency (KCNA), Jumat (9/4/2021).
“Saya memutuskan untuk meminta organisasi WPK (Partai Buruh Korea) di semua tingkatan, termasuk Komite Sentral dan sekretaris sel dari seluruh partai, untuk melakukan 'pawai sulit' yang lebih sulit untuk membebaskan kesulitan orang-orang kami."
Pidato Kim disampaikan pada upacara penutupan pertemuan partai dengan ribuan anggota akar rumput dari partai yang berkuasa, yang disebut sekretaris sel.
Selama pidato pembukaan hari Selasa, Kim mengatakan peningkatan mata pencaharian publik dalam menghadapi "situasi terburuk" akan bergantung pada sel-sel partai.
Lihat Juga :
tulis komentar anda