Dampak Pandemi COVID-19, Paus Potong Gaji Kardinal

Kamis, 25 Maret 2021 - 01:43 WIB
Paus Fransiskus memotong gaji Kardinal sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Foto/WION
VATICAN CITY - Paus Francis telah memerintahkan pemotongan gaji untuk para kardinal dan pastor lainnya saat Vatikan berjuang untuk menyeimbangkan pembukuannya selama pandemi COVID-19 . Paus sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak ingin memecat orang di masa ekonomi yang sulit.

Dalam surat apostolik pada hari Rabu (dalam bahasa Italia), Vatikan mengatakan bahwa Paus Fransiskus telah mengeluarkan dekrit yang memperkenalkan pemotongan proporsional mulai 1 April.

"Para kardinal akan mendapati gaji mereka berkurang 10% mulai April," kata Vatikan seperti dikutip dari BBC, Kamis (25/3/2021).

Para Kardinal diyakini menerima gaji hingga Rp85,5 juta dalam sebulan dan kerap tinggal di akomodasi bersubsidi.



Para pastor akan mendapati gaji mereka dipotong antara 3% dan 8% serta kenaikan gaji yang direncanakan akan ditangguhkan hingga Maret 2023.



"Masa depan yang berkelanjutan secara ekonomi saat ini membutuhkan, di antara keputusan lain, penerapan langkah-langkah terkait gaji staf," bunyi surat itu.

Dikatakan tindakan telah diambil menyusul keadaan darurat kesehatan yang disebabkan oleh penyebaran COVID-19 yang berdampak negatif pada semua sumber pendapatan Takhta Suci dan Negara Kota Vatikan.

Takhta Suci Vatikan adalah badan pimpinan Gereja Katolik Roma.

Surat itu menambahkan bahwa pemotongan sedang dilakukan dengan tujuan melindungi pekerjaan saat ini. Surat mengatakan itu adalah pekerjaan pekerja awam yang Paus coba lindungi.

Banyak kardinal yang berbasis di Vatikan tinggal di sana atau di apartemen besar di Roma dengan harga di bawah harga sewa pasar. Banyak pastor dan suster yang bekerja di Vatikan hidup dalam komunitas religius yang memberi mereka perlindungan lebih besar dari kemerosotan ekonomi.



Di sisi lain, pegawai umum Vatikan seperti polisi, petugas kebersihan dan pemeliharaan, tinggal di Roma dan menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi.

Seorang juru bicara Vatikan yang dikutip oleh Reuters mengatakan sebagian besar karyawan umum tidak akan terpengaruh oleh pemotongan tersebut.

Vatikan memperkirakan akan mengalami defisit sebesar Rp855 miliar pada tahun ini. Pendapatannya terpukul parah oleh penutupan museum dan tempat wisata lainnya dalam pandemi.

Tujuan wisata populer Basilika Santo Petrus dan Museum Vatikan ditutup atau hanya sebagian dibuka sebagian besar tahun lalu karena pandemi.

Vatikan berharap untuk membuka kembali museum pada bulan ini, tetapi penguncian baru diberlakukan di seluruh Italia berarti mereka harus tetap tutup.



Awal bulan ini, pejabat tinggi ekonomi Vatikan memperingatkan bahwa Takhta Suci mungkin harus menggunakan Rp684 miliar sebagai cadangan untuk tahun kedua berturut-turut sebagai akibat dari pandemi. Pendapatan untuk tahun ini diperkirakan turun 30% dari tahun 2020.

Tahun lalu, Paus mengeluarkan undang-undang baru yang dirancang untuk meningkatkan transparansi dalam kesepakatan keuangan Vatikan. Ini mengikuti serangkaian skandal di bank Vatikan dan klaim salah urus.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More