Kabur ke China karena Kelaparan, Dua Tentara Korut Ditangkap
Rabu, 24 Maret 2021 - 06:06 WIB
SEOUL - Media The Daily NK melaporkan dua tentara Korea Utara (Korut) yang menjaga perbatasan meninggalkan pos mereka dan kabur ke China karena kelaparan pada Januari lalu. Menurut laporan itu, kedua penjaga tersebut 18 dan 19 tahun.
Kaburnya para tentara Korut yang menjaga pos perbatasan menjadi bagian dari tren baru-baru ini selama pandemi.
Menurut situs tersebut, dua penjaga perbatasan itu berjalan menyebrangi Sungai Yalu yang membeku pada bulan Januari lalu. Para penjaga itu, yang membawa senjata mereka, berusaha menjarah rumah-rumah terlantar di desa China di seberang perbatasan.
Secara tradisional, penjaga perbatasan Korut kerap menerima suap dengan imbalan mengizinkan penyelundupan atau menyiapkan jalur yang aman. Ini membuat wilayah perbatasan menjadi tugas yang diinginkan daripada kebanyakan pos militer lain di negara itu. Namun sejak diberlakukannya pembatasan di wilayah perbatasan karena pandemi telah membatasi perdagangan penyelundupan.
Korut mengunci perbatasannya dengan China lebih jauh pada awal bulan ini sambil menempatkan lebih banyak pejabat Kementerian Keamanan Negara (MSS) di Provinsi Yanggang. Ini menyusul penutupan jembatan antara provinsi itu dan China pada bulan Februari.
“Penduduk setempat yang melihat tentara Korea Utara membawa senjata mereka awalnya mengira bahwa mereka adalah tentara China tetapi melaporkan orang-orang itu ketika mereka melihat perilaku mencurigakan mereka,” kata sumber Daily NK.
"Mereka ditangkap dua hari setelah mereka tiba di China," sambung laporan itu seperti dikutip dari National Interest, Rabu (24/3/2021).
Sumber tersebut mengatakan bahwa setelah kedua tentara itu ditangkap, mereka memohon kepada polisi China untuk tidak dikirim kembali ke Korut karena takut mereka akan mati kelaparan.
Kaburnya para tentara Korut yang menjaga pos perbatasan menjadi bagian dari tren baru-baru ini selama pandemi.
Menurut situs tersebut, dua penjaga perbatasan itu berjalan menyebrangi Sungai Yalu yang membeku pada bulan Januari lalu. Para penjaga itu, yang membawa senjata mereka, berusaha menjarah rumah-rumah terlantar di desa China di seberang perbatasan.
Secara tradisional, penjaga perbatasan Korut kerap menerima suap dengan imbalan mengizinkan penyelundupan atau menyiapkan jalur yang aman. Ini membuat wilayah perbatasan menjadi tugas yang diinginkan daripada kebanyakan pos militer lain di negara itu. Namun sejak diberlakukannya pembatasan di wilayah perbatasan karena pandemi telah membatasi perdagangan penyelundupan.
Korut mengunci perbatasannya dengan China lebih jauh pada awal bulan ini sambil menempatkan lebih banyak pejabat Kementerian Keamanan Negara (MSS) di Provinsi Yanggang. Ini menyusul penutupan jembatan antara provinsi itu dan China pada bulan Februari.
“Penduduk setempat yang melihat tentara Korea Utara membawa senjata mereka awalnya mengira bahwa mereka adalah tentara China tetapi melaporkan orang-orang itu ketika mereka melihat perilaku mencurigakan mereka,” kata sumber Daily NK.
"Mereka ditangkap dua hari setelah mereka tiba di China," sambung laporan itu seperti dikutip dari National Interest, Rabu (24/3/2021).
Sumber tersebut mengatakan bahwa setelah kedua tentara itu ditangkap, mereka memohon kepada polisi China untuk tidak dikirim kembali ke Korut karena takut mereka akan mati kelaparan.
tulis komentar anda