Iran Klaim Poros Perlawanan Melawan Israel Terus Berkembang di Suriah

Rabu, 01 Januari 2025 - 15:24 WIB
loading...
Iran Klaim Poros Perlawanan...
Poros perlawanan pro-Iran dikabarkan terus berkembang di Suriah. Foto/X/SANA
A A A
DAMASKUS - Kepala keamanan Iran Ali Akbar Ahmadian mengatakan kelompok baru akan muncul di Suriah untuk melawan Israel setelah jatuhnya presiden Bashar al-Assad..

"Dengan pendudukan wilayah Suriah oleh rezim Zionis, perlawanan baru telah lahir yang akan terwujud di tahun-tahun mendatang," kata Ahmadian, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, kantor berita IRNA.

Dalam pertemuan dengan menteri luar negeri Oman, Ahmadian menegaskan bahwa "poros perlawanan" Iran – jaringan milisi regional yang didukung oleh Teheran – "tidak melemah" setelah jatuhnya al-Assad pada 8 Desember, sekutu lama Iran.

Al-Assad melarikan diri dari Suriah setelah pasukan oposisi yang dipimpin oleh kelompok "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) merebut ibu kota Damaskus setelah serangan kilat.

Israel telah melakukan ratusan serangan udara terhadap fasilitas militer Suriah sejak jatuhnya al-Assad, dengan mengatakan bahwa hal itu bertujuan untuk mencegah mereka jatuh ke tangan musuh.

Pasukan Israel juga menduduki posisi strategis di zona penyangga yang dipatroli PBB antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel yang direbutnya dalam perang Arab-Israel tahun 1967.

Baca Juga: 25 Tahun Putin Berkuasa

Langkah tersebut digambarkan oleh kepala PBB Antonio Guterres sebagai pelanggaran gencatan senjata tahun 1974 antara kedua negara.

Iran sejak itu mengutuk perampasan tanah oleh Israel di Suriah.

Sekutu Teheran di kawasan tersebut, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, telah menderita pukulan berat dalam konflik dengan Israel sejak pecahnya perang Gaza pada tahun 2023.

Selama pertemuan hari Senin, Ahmadian menegaskan bahwa Iran "tidak mengubah" doktrin nuklirnya terhadap pengembangan senjata atom, IRNA melaporkan.

Bulan lalu, menteri luar negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Guardian bahwa rasa frustrasi di Teheran atas komitmen yang tidak terpenuhi, seperti pencabutan sanksi, memicu perdebatan mengenai apakah negara tersebut harus mengubah kebijakan nuklirnya.

Iran bersikeras atas haknya atas energi nuklir untuk tujuan damai dan secara konsisten membantah adanya ambisi untuk mengembangkan kemampuan senjata.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0900 seconds (0.1#10.140)