Apa Korea Utara Membolehkan Perayaan Tahun Baru?
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) dikenal sebagai negara yang sangat tertutup. Selama ini, tidak banyak hal yang diketahui dari negara yang beribu kota di Pyongyang tersebut, sehingga memunculkan beragam spekulasi menggelitik tentang kondisi di sana.
Berada di bawah kekuasaan rezim Kim Jong-un, Korea Utara masih mempertahankan statusnya tersebut sampai sekarang. Saking tertutupnya, mereka bahkan sangat anti dengan produk-produk budaya asing, khususnya dari negara Barat.
Contoh mudahnya adalah perayaan seperti Natal. Momen seperti Natal tidak pernah dirayakan secara terbuka di Korea Utara sejak rezim berkuasa mengambil tindakan drastis terhadap kebebasan beragama pada 1948.
Bagi warga yang terbukti merayakannya akan menghadapi risiko dipenjara atau hukuman yang lebih berat.
Singkatnya, rezim keluarga Kim yang sangat membenci Barat berusaha menghilangkan citra agama dan hanya ingin rakyatnya memandang pemimpin di sana sebagai Tuhan.
Tidak boleh merayakan momen seperti Natal, apakah hal tersebut juga berlaku bagi perayaan tahun baru? Berikut ulasannya.
Berbeda dengan Natal, perayaan tahun baru ternyata diperbolehkan di Korea Utara. Hal ini juga sudah mendapat restu secara langsung dari pemimpin di sana, yakni Kim Jong-un.
Mengutip KoreaTimes, sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan pada akhir 2011, Korea Utara telah menampilkan kembang api di malam hari dan mengadakan berbagai pertunjukan perayaan pada Malam Tahun Baru.
Menariknya, Kim bahkan tak jarang mengundang warganya yang terbukti berkontribusi dalam mencapai tujuan kemajuan negara ke Pyongyang dalam momen perayaan Tahun Baru.
Selain itu, Kim Jong-un juga memiliki kebiasaan menarik saat tahun baru. Mengawali tahun, secara rutin dia biasanya menyampaikan pidato kenegaraan yang juga diselipkan pesan tahun baru untuk rakyatnya.
Berada di bawah kekuasaan rezim Kim Jong-un, Korea Utara masih mempertahankan statusnya tersebut sampai sekarang. Saking tertutupnya, mereka bahkan sangat anti dengan produk-produk budaya asing, khususnya dari negara Barat.
Contoh mudahnya adalah perayaan seperti Natal. Momen seperti Natal tidak pernah dirayakan secara terbuka di Korea Utara sejak rezim berkuasa mengambil tindakan drastis terhadap kebebasan beragama pada 1948.
Bagi warga yang terbukti merayakannya akan menghadapi risiko dipenjara atau hukuman yang lebih berat.
Singkatnya, rezim keluarga Kim yang sangat membenci Barat berusaha menghilangkan citra agama dan hanya ingin rakyatnya memandang pemimpin di sana sebagai Tuhan.
Tidak boleh merayakan momen seperti Natal, apakah hal tersebut juga berlaku bagi perayaan tahun baru? Berikut ulasannya.
Apa Korea Utara Membolehkan Perayaan Tahun Baru?
Berbeda dengan Natal, perayaan tahun baru ternyata diperbolehkan di Korea Utara. Hal ini juga sudah mendapat restu secara langsung dari pemimpin di sana, yakni Kim Jong-un.
Mengutip KoreaTimes, sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan pada akhir 2011, Korea Utara telah menampilkan kembang api di malam hari dan mengadakan berbagai pertunjukan perayaan pada Malam Tahun Baru.
Menariknya, Kim bahkan tak jarang mengundang warganya yang terbukti berkontribusi dalam mencapai tujuan kemajuan negara ke Pyongyang dalam momen perayaan Tahun Baru.
Selain itu, Kim Jong-un juga memiliki kebiasaan menarik saat tahun baru. Mengawali tahun, secara rutin dia biasanya menyampaikan pidato kenegaraan yang juga diselipkan pesan tahun baru untuk rakyatnya.