Cerita Hoaks Siswi yang Berujung Pemenggalan Guru Prancis Samuel Paty
Kamis, 11 Maret 2021 - 17:15 WIB
PARIS - Siapa sangka pemenggalan mengerikan yang dialami guru sejarah di Prancis , Samuel Paty, tahun lalu dipicu oleh cerita palsu atau hoaks dari siswinya yang berusia 13 tahun.
Siswi, yang oleh media setempat diidentifikasi dengan inisial Z, awalnya memberi tahu Ayahnya bahwa Paty, 47, telah meminta para pelajar Muslim untuk meninggalkan kelas sebelum guru itu menunjukkan kartun telanjang Nabi Muhammad , yang dianggap sangat tabu dan menyinggung umat Islam.
Siswi nakal ini diketahui sebagai pelajar pembolos. Dia ingin mencegah Ayahnya mengetahui kenakalannya di sekolah. Dia pun mengeklaim bahwa dia diskors setelah melawan Paty dan membela para pelajar Muslim di kelasnya.
Setelah mendengar cerita itu, Ayahnya yang marah; Brahim Chnina, 48, kelahiran Maroko, berbagi video di Facebook di mana dia mencela Paty dan meminta dia untuk dipecat dari sekolah menengah di Conflans-Sainte-Honorine. Video kedua yang sama marahnya di-posting di media sosial yang menuduh Paty melakukan "diskriminasi".
Chnina mengadu ke sekolah dan polisi, mengeklaim Paty bersalah karena "menyebarkan gambar porno", dan memicu tuduhan Islamofobia di sekolah.
Sepuluh hari kemudian, masalah itu menggelinding di media sosial dan mencapai Abdullakh Anzorov, 18, seorang migran Chechnya yang tinggal di Normandia dan menjelajahi internet untuk suatu tujuan.
Pada 16 Oktober, Anzorov melakukan perjalanan ke Conflans-Sainte-Honorine, membayar dua remaja dari sekolah tersebut untuk mengidentifikasi Paty saat dia akan pulang ke rumah pada Jumat malam dan memenggalnya. Anzorov dibunuh oleh polisi tak lama setelah berakasi.
Belakangan diketahui bahwa seluruh cerita Z adalah tipuan dan, pada kenyataannya, siswi Prancis itu diskors sehari sebelumnya karena absen atau membolos berulang kali. Fakta ini diungkap surat kabar Le Parisienyang dilansir The Guardian kemarin.
Siswi, yang oleh media setempat diidentifikasi dengan inisial Z, awalnya memberi tahu Ayahnya bahwa Paty, 47, telah meminta para pelajar Muslim untuk meninggalkan kelas sebelum guru itu menunjukkan kartun telanjang Nabi Muhammad , yang dianggap sangat tabu dan menyinggung umat Islam.
Siswi nakal ini diketahui sebagai pelajar pembolos. Dia ingin mencegah Ayahnya mengetahui kenakalannya di sekolah. Dia pun mengeklaim bahwa dia diskors setelah melawan Paty dan membela para pelajar Muslim di kelasnya.
Setelah mendengar cerita itu, Ayahnya yang marah; Brahim Chnina, 48, kelahiran Maroko, berbagi video di Facebook di mana dia mencela Paty dan meminta dia untuk dipecat dari sekolah menengah di Conflans-Sainte-Honorine. Video kedua yang sama marahnya di-posting di media sosial yang menuduh Paty melakukan "diskriminasi".
Chnina mengadu ke sekolah dan polisi, mengeklaim Paty bersalah karena "menyebarkan gambar porno", dan memicu tuduhan Islamofobia di sekolah.
Sepuluh hari kemudian, masalah itu menggelinding di media sosial dan mencapai Abdullakh Anzorov, 18, seorang migran Chechnya yang tinggal di Normandia dan menjelajahi internet untuk suatu tujuan.
Pada 16 Oktober, Anzorov melakukan perjalanan ke Conflans-Sainte-Honorine, membayar dua remaja dari sekolah tersebut untuk mengidentifikasi Paty saat dia akan pulang ke rumah pada Jumat malam dan memenggalnya. Anzorov dibunuh oleh polisi tak lama setelah berakasi.
Belakangan diketahui bahwa seluruh cerita Z adalah tipuan dan, pada kenyataannya, siswi Prancis itu diskors sehari sebelumnya karena absen atau membolos berulang kali. Fakta ini diungkap surat kabar Le Parisienyang dilansir The Guardian kemarin.
tulis komentar anda