Muak dengan Pembajakan, Maersk Minta Bantuan Militer Perangi Perompak

Sabtu, 06 Maret 2021 - 01:53 WIB
Setiap hari sekitar 1.500 kapal melakukan perjalanan laut dari dua produsen minyak terbesar Afrika, Nigeria dan Angola, dan Maersk mengatakan 50 kapalnya secara teratur berlayar di daerah tersebut.

Maersk adalah perusahaan pengiriman peti kemas terbesar di dunia, beroperasi di 130 negara dan mempekerjakan sekitar 80.000 orang di seluruh dunia. Perusahaan ini memindahkan 12 juta kontainer setiap tahun.

Perairan tersebut adalah tempat nomor satu di dunia untuk penculikan awak kapal kargo, yang cenderung dipandang lebih menguntungkan bagi perompak daripada serangan tradisional terhadap kapal tanker minyak.

Dari 135 serangan terhadap pelaut yang tercatat di seluruh dunia tahun lalu, 130 terjadi di Teluk Guinea, IMB melaporkan.

Denmark, negara Nordik dengan hanya 5,8 juta orang, memiliki armada perdagangan laut terbesar kelima di dunia dan telah mendukung upaya Maersk untuk memacu UE untuk bertindak.



"Denmark bisa membuat perbedaan tetapi tidak bisa menyelesaikan masalah sendirian," kata Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen kepada AFP.

Maersk sangat tertarik untuk mengamankan keterlibatan Prancis dalam upaya anti-pembajakan, mengingat pengalaman negara itu dalam penempatan militer di Afrika Barat.

"Siapa yang lebih baik dari orang Prancis?" Ross mengatakan, menyoroti kepentingan historis dan kehadiran reguler negara UE di kawasan itu.

Sumber pemerintah Prancis mengatakan kepada AFP bahwa Paris saat ini tidak membayangkan operasi maritim Eropa di sepanjang garis operasi Atalanta di Afrika Timur, sebaliknya menunjuk pada keberadaan "kehadiran maritim terkoordinasi" (CMP) di daerah tersebut.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More