Ilmuwan Nuklir Iran Disebut Dihabisi Mossad dengan Senjata 1 Ton

Kamis, 11 Februari 2021 - 19:07 WIB


Klaim laporan itu mengatakan para agen Mossad mengawasi Fakhrizadeh selama delapan bulan sebelum pembunuhan itu.

Dikatakan bahwa para agen berada di darat pada saat pembunuhan itu untuk mengoperasikan senjata dari kejauhan.

Laporan tersebut mengeklaim Fakhrizadeh terkena ledakan 13 peluru dari senjata "sangat akurat", yang tidak melukai istri atau 12 pengawalnya yang bepergian bersamanya. Beberapa dari banyak laporan kontradiktif tentang pembunuhan pada saat itu, sebaliknya, mengeklaim beberapa pengawal Fakhrizadeh juga tewas dalam serangan itu.

"Senjata itu dipasang di bagian belakang truk Nissan dan diledakkan untuk menghancurkan bukti setelah pembunuhan itu," lanjut laporan Jewish Chronicle.

"Senjata yang dipesan lebih dahulu, dioperasikan dari jarak jauh oleh agen di darat saat mereka mengamati target, sangat berat karena termasuk bom yang menghancurkan bukti setelah pembunuhan," sambung laporan tersebut.

Laporan media Yahudi itu menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam pembunuhan Fakrizadeh. Orang Amerika, kata laporan itu, hanya diberi "sedikit petunjuk".

Lebih lanjut, laporan tersebut menegaskan bahwa analis Israel percaya pembunuhan Fakhrizadeh telah memperpanjang waktu yang dibutuhkan Iran untuk membuat senjata nuklir, jika memutuskan untuk meledakkan bom, dari 3,5 bulan menjadi sekitar 2 hingga 5 tahun.



Publikasi laporan itu datang ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berhadapan dengan pemerintahan baru di AS, yang mana Presiden Joe Biden mengatakan dia bermaksud untuk memasukkan AS kembali kesepakatan nuklir JCPOA 2015 yang dinegosiasikan di bawah presiden Barack Obama. AS keluar dari JCPOA pada tahun 2018 di era presiden Donald Trump.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More