Iran Akui Pembunuhan Ilmuwan Nuklirnya Canggih, Senjata Israel Disalahkan
loading...
A
A
A
TEHERAN - Media Iran mengklaim senjata yang digunakan untuk membunuh ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh dikendalikan oleh satelit dan senjata itu adalah buatan Israel. Pejabat pemerintah Teheran mengakui operasi pembunuhan pada Jumat pekan itu canggih.
Tepat setelah penguburan Mohsen Fakhrizadeh, Press TV berbahasa Inggris milik pemerintah melaporkan sebuah senjata yang ditemukan dari lokasi serangan memiliki "logo dan spesifikasi industri militer Israel". Namun, media itu tidak menunjukkan bukti gambar atau apa pun untuk menguatkan klaim tersebut. (Baca: Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone )
Selain itu, sebuah laporan di situs berita Al Alam berbahasa Arab, yang dioperasikan oleh perusahaan media milik Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), mengatakan ada bukti keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu. Laporan tersebut, yang dikaitkan dengan satu sumber anonim, juga menunjukkan bukti atas klaim itu.
Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, secara terpisah mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah bahwa musuh Iran telah meluncurkan sejumlah operasi yang gagal terhadap Fakhrizadeh di masa lalu.
“Kali ini, musuh menerapkan metode yang benar-benar baru, profesional, dan canggih,” katanya, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (1/12/2020).
Syamkhani menyalahkan kelompok oposisi Iran yang berada di tempat pengasingan; Mujahedeen-e-Khalq (MEK), yang menurutnya memiliki peran dalam pembunuhan tersebut. MEK tidak segera menanggapi permintaan komentar. (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Pembunuhan yang sangat terbuka terhadap Fakhrizadeh memicu kecaman luas dari Iran, yang secara eksplisit menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan itu dan mengancam akan membalas dendam untuk itu.
Laporan yang menyalahkan senjata Israel itu muncul sehari setelah kantor berita Fars melaporkan bahwa serangan hari Jumat dilakukan dari jauh dengan menggunakan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang pada mobil tanpa ada agen manusia di tempat kejadian. Laporan itu berbeda secara signifikan dengan deskripsi serangan yang dilaporkan sebelumnya, di mana Fakhrizadeh diserang pasukan regu tembak.
Menurut Fars, serangan itu terjadi selama tiga menit ketika Fakhrizadeh—seorang brigadir jenderal di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, dan tokoh kunci dalam program penelitian dan pengembangan militer negara yang telah lama dianggap oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) sebagai kepala program senjata nuklir—bepergian bersama istrinya menuju kota resor Absard, timur Teheran. (Baca juga: Eks Bos CIA: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Kriminal, Bisa Picu Konflik Wilayah )
Masih menurut laporan itu, operasi dimulai ketika mobil terdepan di rombongan keamanan Fakhrizadeh melakukan perjalanan ke depan untuk memeriksa lokasi tujuan. Pada saat itu, sejumlah peluru ditembakkan ke mobil lapis baja Fakhrizadeh, mendorongnya untuk keluar dari kendaraan karena dia tampaknya tidak menyadari bahwa dia sedang diserang, dan berpikir bahwa suara itu disebabkan oleh kecelakaan atau masalah dengan mobil tersebut.
Tepat setelah penguburan Mohsen Fakhrizadeh, Press TV berbahasa Inggris milik pemerintah melaporkan sebuah senjata yang ditemukan dari lokasi serangan memiliki "logo dan spesifikasi industri militer Israel". Namun, media itu tidak menunjukkan bukti gambar atau apa pun untuk menguatkan klaim tersebut. (Baca: Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone )
Selain itu, sebuah laporan di situs berita Al Alam berbahasa Arab, yang dioperasikan oleh perusahaan media milik Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), mengatakan ada bukti keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu. Laporan tersebut, yang dikaitkan dengan satu sumber anonim, juga menunjukkan bukti atas klaim itu.
Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, secara terpisah mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah bahwa musuh Iran telah meluncurkan sejumlah operasi yang gagal terhadap Fakhrizadeh di masa lalu.
“Kali ini, musuh menerapkan metode yang benar-benar baru, profesional, dan canggih,” katanya, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (1/12/2020).
Syamkhani menyalahkan kelompok oposisi Iran yang berada di tempat pengasingan; Mujahedeen-e-Khalq (MEK), yang menurutnya memiliki peran dalam pembunuhan tersebut. MEK tidak segera menanggapi permintaan komentar. (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Pembunuhan yang sangat terbuka terhadap Fakhrizadeh memicu kecaman luas dari Iran, yang secara eksplisit menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan itu dan mengancam akan membalas dendam untuk itu.
Laporan yang menyalahkan senjata Israel itu muncul sehari setelah kantor berita Fars melaporkan bahwa serangan hari Jumat dilakukan dari jauh dengan menggunakan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang pada mobil tanpa ada agen manusia di tempat kejadian. Laporan itu berbeda secara signifikan dengan deskripsi serangan yang dilaporkan sebelumnya, di mana Fakhrizadeh diserang pasukan regu tembak.
Menurut Fars, serangan itu terjadi selama tiga menit ketika Fakhrizadeh—seorang brigadir jenderal di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, dan tokoh kunci dalam program penelitian dan pengembangan militer negara yang telah lama dianggap oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) sebagai kepala program senjata nuklir—bepergian bersama istrinya menuju kota resor Absard, timur Teheran. (Baca juga: Eks Bos CIA: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Kriminal, Bisa Picu Konflik Wilayah )
Masih menurut laporan itu, operasi dimulai ketika mobil terdepan di rombongan keamanan Fakhrizadeh melakukan perjalanan ke depan untuk memeriksa lokasi tujuan. Pada saat itu, sejumlah peluru ditembakkan ke mobil lapis baja Fakhrizadeh, mendorongnya untuk keluar dari kendaraan karena dia tampaknya tidak menyadari bahwa dia sedang diserang, dan berpikir bahwa suara itu disebabkan oleh kecelakaan atau masalah dengan mobil tersebut.