AS Tuduh Iran Punya Hubungan 'Gelap' dengan Al-Qaeda

Selasa, 12 Januari 2021 - 21:38 WIB
AS menuduh Iran mempunyai hubungan rahasia dengan al-Qaeda. Foto/DNA India
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo , akan memberikan bukti baru yang menunjukkan hubungan antara Iran dan al-Qaeda . Hal itu diungkapkan sumber-sumber yang mengetahui rencana tersebut.

"Dengan hanya delapan hari tersisa untuk Presiden Donald Trump, Pompeo diharapkan menawarkan rincian tentang tuduhan bahwa Iran telah memberikan tempat berlindung yang aman bagi para pemimpin al-Qaeda dan dukungan untuk kelompok tersebut," kata sumber tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (12/1/2021).

Belum diketahui dengan jelas berapa banyak yang ingin diungkapkan Pompeo dalam pidatonya di National Press Club di Washington.



"Dia dapat mengutip informasi yang tidak dirahasiakan tentang pembunuhan tersangka orang kedua al-Qaeda di Teheran pada bulan Agustus," kata sumber itu, yang berbicara dengan syarat anonim.

The New York Times melaporkan pada bulan November bahwa Abu Muhammad al-Masri, yang dituduh membantu mendalangi pemboman tahun 1998 terhadap dua kedutaan besar AS di Afrika, ditembak mati oleh operasi Israel di Iran. Iran membantah laporan itu, dengan mengatakan tidak ada "teroris" al-Qaeda di wilayahnya.(Baca juga: Israel Ternyata Lakukan Operasi Senyap di Iran, Tewaskan Orang Nomor 2 al-Qaeda )

Di masa lalu, Pompeo menuduh Iran memiliki hubungan dengan al-Qaeda tetapi belum memberikan bukti yang konkret.

“Ada kalanya Iran bekerja sama dengan al-Qaeda,” kata Pompeo pada Oktober 2017 saat masih menjabat sebagai Direktur CIA.

Tuduhan sebelumnya oleh pemerintahan George W. Bush terkait hubungan Iran dengan serangan al-Qaida pada 11 September 2001 di AS telah didiskreditkan. Namun selama bertahun-tahun muncul laporan tentang operasi al-Qaeda yang bersembunyi di Iran.

Seorang mantan pejabat senior intelijen AS yang mengetahui langsung tentang masalah ini mengatakan bahwa Iran tidak pernah bersahabat dengan al-Qaeda sebelum atau setelah serangan 11 September dan klaim kerja sama saat ini harus dilihat dengan hati-hati.

Iran Syiah dan al-Qaeda, sebuah organisasi militan Muslim Sunni, telah lama menjadi musuh sektarian.(Baca juga: Putri Rafsanjani: Intervensi Iran di Suriah Tewaskan 500.000 Orang )

Hubungan antara Teheran dan Washington telah memburuk sejak 2018 ketika Trump meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015, yang memberlakukan pembatasan ketat pada kegiatan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Sejak awal pemerintahannya, Trump telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat, politisi, dan perusahaan Iran dalam upaya untuk memaksa Teheran merundingkan kesepakatan yang lebih luas yang selanjutnya membatasi pekerjaan nuklirnya.

"Dan lebih banyak sanksi diharapkan sebelum Trump meninggalkan jabatannya," kata para pejabat AS.

Sementara sanksi telah menurunkan tajam ekspor minyak Teheran dan meningkatkan kesulitan ekonomi rakyat biasa Iran, sanksi itu gagal membawa Iran kembali ke meja perundingan.

Penasihat Presiden terpilih Joe Biden percaya bahwa pemerintahan Trump sedang berusaha mempersulitnya untuk terlibat kembali dengan Iran dan berusaha untuk bergabung kembali dengan kesepakatan internasional tentang program nuklir Iran.

Biden sendiri telah mengatakan AS akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir jika Iran melanjutkan kepatuhan yang ketat.(Baca juga: Kissinger: AS Kembali ke JCPOA Iran Picu Lomba Senjata Nuklir Timur Tengah )
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More