Ahli: Sudah 'Dikunci' Negara Besar, Negara Miskin Sulit Dapatkan Vaksin Covid-19

Kamis, 31 Desember 2020 - 21:01 WIB
Terlepas dari etika, data epidemiologi menggarisbawahi perlunya distribusi vaksin yang adil. Para peneliti di Universitas Northeastern Amerika pada pertengahan November menerbitkan penelitian yang meneliti hubungan antara jangkauan vaksin dan kematian Covid-19.

Mereka mencontohkan dua skenario. Yang pertama, skenario "alokasi tidak kooperatif", menghipotesiskan apa yang akan terjadi jika 50 negara kaya memonopoli 2 miliar dosis vaksin pertama. Yang kedua melihat vaksin didistribusikan berdasarkan populasi suatu negara daripada kemampuan untuk membayarnya.

Para peneliti menemukan bahwa skenario penimbunan negara kaya mengurangi kematian akibat Covid-19 sebesar 33 persen secara global. Pendekatan pembagian yang adil mencegah 61 persen kematian.

(Baca: Siarkan Langsung Wabah COVID-19 dari Wuhan, Wanita Ini Dipenjara 4 Tahun )

Bahkan, jika pembiayaan untuk negara-negara miskin terwujud, logistik untuk mendapatkan vaksin baru untuk semua orang tetap memusingkan. Vaksin Pfizer didasarkan pada mRNA, yang menipu sistem kekebalan untuk menghasilkan protein virus itu sendiri yang kemudian dinetralkan.

Tampaknya efektif untuk memberikan perlindungan terhadap Covid-19, namun sangat rapuh. Di mana, vaksin tersebut harus disimpan pada suhu -80 derajat Celcius atau jika tidak maka akan rusak.

"Kebanyakan freezer di sebagian besar rumah sakit di mana pun di dunia bersuhu -20C. Tempat penyimpanan vaksin ini harus empat kali lebih dingin," ucap Lang.

Sementara itu, Silverman mengatakan, mempertahankan "rantai ultra-dingin" vaksin dari pabrik ke lengan pasien merupakan tantangan logistik yang sangat besar, bahkan di Barat. "Meskipun Pfizer dan beberapa pemerintah telah menyiapkan protokol pengiriman selama berbulan-bulan untuk mengantisipasi hasil uji coba, tidak ada yang terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah," ucap Silverman.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More