10 Agresi Militer Terhadap Target Sipil Paling Brutal di Dunia

Minggu, 29 November 2020 - 06:27 WIB
Pada 23 Mei 1948, Tentara Pembebasan Rakyat mulai mengepung kota Changchun di China Timur Laut yang saat itu coba dipertahankan pasukan Nasionalis. Tidak ingin mencoba memaksa masuk ke kota, pihak Komunis dengan sengaja membuat strategi agar sekitar 370.000 warga sipil terserang kelaparan.

Ketika pengepungan akhirnya berakhir pada Oktober, sedikitnya 160.000 warga sipil mati kelaparan. Mereka yang selamat hanya berhasil hidup dengan memakan hampir setiap benda yang bisa dimakan di kota, sampai ke kulit pohon dan rumput di ladang. (Baca juga: 9 Anak 'Bau Kencur' Pendobrak perubahan di Dunia)

6. Pengeboman Tokyo (9-10 Maret 1945)



Pada malam 9-10 Maret 1945 Angkatan Udara Amerika Serikat (USAAF) melakukan serangan bom yang menghancurkan ibu kota Jepang Tokyo. Serangan ini diberi kode Operation Meetinghouse oleh USAAF dan dikenal sebagai Great Tokyo Air Raid di Jepang.

Selama penyerangan, bom-bom dijatuhkan dari 279 Boeing B-29 Superfortress yang terdiri dari pembom besar membakar sebagian besar Tokyo timur. Lebih dari 88.000 dan mungkin lebih dari 100.000 orang Jepang, sebagian besar warga sipil, terbunuh dan satu juta orang kehilangan tempat tinggal.

7. Pembantaian Manila (3 Feb-3 Maret 1945)



Pembantaian Manila merupakan kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil di Kota Manila oleh pasukan Jepang selama Perang Dunia II (3 Februari-3 Maret 1945) ). Jumlah korban tewas warga sipil untuk pertempuran Manila sekitar 100.000 orang.

Pembantaian Manila adalah salah satu dari beberapa kejahatan perang besar yang dilakukan oleh Tentara Jepang. Komandan jenderal Jepang, Tomoyuki Yamashita, dan kepala stafnya Akira Muto, bertanggung jawab atas pembantaian dan kejahatan perang ini. Yamashita dieksekusi pada 23 Februari 1946 dan Mutō pada 23 Desember 1948. (Baca juga: Memiliki Efek Mengerikan, Inilah 4 Ranjau Darat Paling Mematikan)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More