Seperti China dan Rusia, Korut Juga Bungkam Soal Pilpres AS
Selasa, 10 November 2020 - 22:08 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) belum bersuara terkait hasil pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang dimenangkan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden .Kondisi ini menarik perhatian otoritas Korea Selatan (Korsel), karena Presiden terpilih Joe Biden memulai transisinya dan Presiden Donald Trump menolak untuk mengakui kekalahannya.
Seorang pejabat kementerian unifikasi Korsel mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah menegaskan Pyongyang tidak menunjukkan reaksi resmi terhadap berita kemenangan Biden.
Kementerian itu juga mengatakan sedang memantau reaksi China dan Rusia, dua mitra terdekat Korut. Baik Beijing maupun Moskow belum memberi selamat kepada presiden terpilih sejak Sabtu, ketika Biden diproyeksikan menjadi pemenang pilpres.
Pejabat kementerian unifikasi Korsel mengatakan Korut dapat menahan diri untuk tidak melaporkan hasil pemilihan AS mungkin karena belum ada "pidato konsesi" dari Trump.
Tetapi pejabat itu juga mengatakan bahwa pengamatan itu tidak meyakinkan, dan kementerian sedang memantau tren di negara-negara tetangga, China dan Rusia, seperti dikutip dari UPI, Selasa (10/11/2020).(Baca juga: China dan Rusia Masih Belum Beri Ucapan Selamat pada Biden, Ada Apa? )
Korut memiliki waktu respons yang bervariasi terhadap hasil pemilu AS sebelumnya. Pada 2016, Pyongyang relatif cepat melaporkan kekalahan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton. Surat kabar Partai Buruh Korea, Rodong Sinmun, mengklaim pada 10 November 2016 bahwa strategi kesabaran strategis Presiden Barack Obama terhadap Korea Utara telah gagal, sehari setelah melaporkan kemenangan Trump, atau segera setelah pemilihan. Korea Utara juga melaporkan hasilnya hanya setelah Hillary menyampaikan pidato konsesinya.
Pada hari Senin, ketika para pemimpin dunia mengirim pesan mereka ke Biden, media Korea Utara melewatkan penyebutan Amerika Serikat, menurut Yonhap. Kim Jong-un juga telah absen dari perhatian publik, dengan penampilan terbarunya di bulan Oktober, ketika dia memberikan penghormatan secara diam-diam kepada tentara China yang bertempur dalam Perang Korea.(Baca juga: Korut Bangun 2 Kapal Selam Baru, Satunya untuk Tembakkan Rudal Balistik )
Pyongyang telah mengurangi secara signifikan provokasi militer terbuka pada tahun 2020 di tengah pandemi virus Corona.
Korut terus melaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak ada kasus Covid-19 di negaranya. Rezim itu telah menguji 12.072 orang hingga 29 Oktober tanpa hasil yang positif, menurut Edwin Salvador, perwakilan WHO untuk Korut seperti dilaporkan Radio Free Asia.
Seorang pejabat kementerian unifikasi Korsel mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah menegaskan Pyongyang tidak menunjukkan reaksi resmi terhadap berita kemenangan Biden.
Kementerian itu juga mengatakan sedang memantau reaksi China dan Rusia, dua mitra terdekat Korut. Baik Beijing maupun Moskow belum memberi selamat kepada presiden terpilih sejak Sabtu, ketika Biden diproyeksikan menjadi pemenang pilpres.
Pejabat kementerian unifikasi Korsel mengatakan Korut dapat menahan diri untuk tidak melaporkan hasil pemilihan AS mungkin karena belum ada "pidato konsesi" dari Trump.
Tetapi pejabat itu juga mengatakan bahwa pengamatan itu tidak meyakinkan, dan kementerian sedang memantau tren di negara-negara tetangga, China dan Rusia, seperti dikutip dari UPI, Selasa (10/11/2020).(Baca juga: China dan Rusia Masih Belum Beri Ucapan Selamat pada Biden, Ada Apa? )
Korut memiliki waktu respons yang bervariasi terhadap hasil pemilu AS sebelumnya. Pada 2016, Pyongyang relatif cepat melaporkan kekalahan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton. Surat kabar Partai Buruh Korea, Rodong Sinmun, mengklaim pada 10 November 2016 bahwa strategi kesabaran strategis Presiden Barack Obama terhadap Korea Utara telah gagal, sehari setelah melaporkan kemenangan Trump, atau segera setelah pemilihan. Korea Utara juga melaporkan hasilnya hanya setelah Hillary menyampaikan pidato konsesinya.
Pada hari Senin, ketika para pemimpin dunia mengirim pesan mereka ke Biden, media Korea Utara melewatkan penyebutan Amerika Serikat, menurut Yonhap. Kim Jong-un juga telah absen dari perhatian publik, dengan penampilan terbarunya di bulan Oktober, ketika dia memberikan penghormatan secara diam-diam kepada tentara China yang bertempur dalam Perang Korea.(Baca juga: Korut Bangun 2 Kapal Selam Baru, Satunya untuk Tembakkan Rudal Balistik )
Pyongyang telah mengurangi secara signifikan provokasi militer terbuka pada tahun 2020 di tengah pandemi virus Corona.
Korut terus melaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak ada kasus Covid-19 di negaranya. Rezim itu telah menguji 12.072 orang hingga 29 Oktober tanpa hasil yang positif, menurut Edwin Salvador, perwakilan WHO untuk Korut seperti dilaporkan Radio Free Asia.
(ber)
tulis komentar anda