Erdogan: Yunani Kekanak-kanakan, Macron Pemimpin Tak Becus
Jum'at, 18 September 2020 - 13:38 WIB
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan serangan verbal baru terhadap Yunani yang dia sebut beperilaku provokatif dan kekanak-kanakan. Dia juga meledek Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dia anggap sebagai pemimpin yang tak becus mengurus negaranya.
Berbicara pada upacara State Medal of Honor (Medali Kehormatan Negara), presiden Erdogan mengatakan Turki tidak akan tunduk pada bahasa ancaman atau pemerasan, atau pun pembajakan. Komentarnya itu merujuk pada sengketa maritim di Mediterania Timur antara Turki dengan Yunani dan Siprus. (Baca: Erdogan Sebut Pemimpin Yunani dan Prancis Rakus dan Tak Kompeten )
"Kami telah menyatakan sejak awal bahwa masalah harus diselesaikan melalui dialog, negosiasi dan aturan bertetangga yang baik," katanya, meskipun faktanya Ankara telah mengirim kapal perang ke ruang maritim dan landas kontinen Yunani dan Siprus.
“Terlepas dari tantangan dan perilaku kekanak-kanakan dari pihak lain, kami bertindak serius untuk selalu menjadi negara yang adil dan hebat," ujarnya. Komentar soal perilaku kekanak-kanakan itu ditujukan pada Yunani.
"Dalam proses melangkah ke tahap ini, logika, ketenangan dan sikap tajam yang ditunjukkan oleh Turki menjadi penting. Kami akan terus menunjukkan kedewasaan yang dibutuhkan dan seterusnya. Mereka yang mendekati Turki dengan jujur akan memahami betapa adilnya kami, tetapi mereka yang menguji kesabaran dan tekad Turki akan mendapatkan jawaban yang pantas mereka terima," paparnya, seperti dikutip Greek City Times, Jumat (18/9/2020). (Baca: Erdogan Minta Uni Eropa Tak Memihak dalam Konflik Turki-Yunani )
Lebih lanjut Erdogan menyinggung soal terorisme yang menurutnya dilakukan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) terhadap Turki.
“Kami akan selalu mempertanggungjawabkan pertumpahan darah oleh mereka yang mengancam solidaritas dan persatuan bangsa. Sama seperti kami tidak membiarkan gerombolan pembunuh di pegunungan mengangkat kepala mereka, jadi kami tidak mentoleransi cabang mereka di kota-kota," ujarnya merujuk pada PKK.
Sebelumnya, dia berbicara kepada gubernur di Turki bahwa dirinya menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dia anggap sebagai pemimpin tidak becus.
“Kami tidak akan jatuh ke dalam jebakan ini. Apa yang mereka katakan; Mengapa Turki ada di Suriah, mengapa di Libya, di Mediterania timur, di Kaukasus? Jika Turki menarik diri dari Suriah, apakah akan ada perdamaian di Suriah? Akankah Irak Utara dibersihkan dari teroris? Jika Turki menolaknya, akankah para pemimpin kudeta di Libya meninggalkan kekuasaan dalam pemerintahan yang sah? Jika Turki meninggalkan segalanya, dapatkah pemimpin yang tidak becus dan ambisius yang memerintah Prancis dan tidak tahu apa yang terjadi padanya, kembali ke akal sehat?," papar Erdogan. (Baca juga: Erdogan Peringatkan Macron: Jangan Main-main dengan Turki! )
Erdoğan juga menuduh negara-negara tetangga dan Uni Eropa memasang "perangkap" di Turki karena mereka membuat "perhitungan" sendiri.
“Dengan dukungan bangsa kita akan terus melakukan yang baik, adil dan bermanfaat bagi negara kita,” ujarnya. "Bahkan jika demokrasi dan ekonomi Eropa dan Amerika benar-benar hancur, kami akan terus mengklaim hak dan kebebasan negara kami," kata Erdogan.
Berbicara pada upacara State Medal of Honor (Medali Kehormatan Negara), presiden Erdogan mengatakan Turki tidak akan tunduk pada bahasa ancaman atau pemerasan, atau pun pembajakan. Komentarnya itu merujuk pada sengketa maritim di Mediterania Timur antara Turki dengan Yunani dan Siprus. (Baca: Erdogan Sebut Pemimpin Yunani dan Prancis Rakus dan Tak Kompeten )
"Kami telah menyatakan sejak awal bahwa masalah harus diselesaikan melalui dialog, negosiasi dan aturan bertetangga yang baik," katanya, meskipun faktanya Ankara telah mengirim kapal perang ke ruang maritim dan landas kontinen Yunani dan Siprus.
“Terlepas dari tantangan dan perilaku kekanak-kanakan dari pihak lain, kami bertindak serius untuk selalu menjadi negara yang adil dan hebat," ujarnya. Komentar soal perilaku kekanak-kanakan itu ditujukan pada Yunani.
"Dalam proses melangkah ke tahap ini, logika, ketenangan dan sikap tajam yang ditunjukkan oleh Turki menjadi penting. Kami akan terus menunjukkan kedewasaan yang dibutuhkan dan seterusnya. Mereka yang mendekati Turki dengan jujur akan memahami betapa adilnya kami, tetapi mereka yang menguji kesabaran dan tekad Turki akan mendapatkan jawaban yang pantas mereka terima," paparnya, seperti dikutip Greek City Times, Jumat (18/9/2020). (Baca: Erdogan Minta Uni Eropa Tak Memihak dalam Konflik Turki-Yunani )
Lebih lanjut Erdogan menyinggung soal terorisme yang menurutnya dilakukan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) terhadap Turki.
“Kami akan selalu mempertanggungjawabkan pertumpahan darah oleh mereka yang mengancam solidaritas dan persatuan bangsa. Sama seperti kami tidak membiarkan gerombolan pembunuh di pegunungan mengangkat kepala mereka, jadi kami tidak mentoleransi cabang mereka di kota-kota," ujarnya merujuk pada PKK.
Sebelumnya, dia berbicara kepada gubernur di Turki bahwa dirinya menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dia anggap sebagai pemimpin tidak becus.
“Kami tidak akan jatuh ke dalam jebakan ini. Apa yang mereka katakan; Mengapa Turki ada di Suriah, mengapa di Libya, di Mediterania timur, di Kaukasus? Jika Turki menarik diri dari Suriah, apakah akan ada perdamaian di Suriah? Akankah Irak Utara dibersihkan dari teroris? Jika Turki menolaknya, akankah para pemimpin kudeta di Libya meninggalkan kekuasaan dalam pemerintahan yang sah? Jika Turki meninggalkan segalanya, dapatkah pemimpin yang tidak becus dan ambisius yang memerintah Prancis dan tidak tahu apa yang terjadi padanya, kembali ke akal sehat?," papar Erdogan. (Baca juga: Erdogan Peringatkan Macron: Jangan Main-main dengan Turki! )
Erdoğan juga menuduh negara-negara tetangga dan Uni Eropa memasang "perangkap" di Turki karena mereka membuat "perhitungan" sendiri.
“Dengan dukungan bangsa kita akan terus melakukan yang baik, adil dan bermanfaat bagi negara kita,” ujarnya. "Bahkan jika demokrasi dan ekonomi Eropa dan Amerika benar-benar hancur, kami akan terus mengklaim hak dan kebebasan negara kami," kata Erdogan.
(min)
tulis komentar anda