Partai Penguasa Jepang Kalah pada Pemilu Sela, Kenapa Jadi Sejarah Paling Memalukan?

Senin, 28 Oktober 2024 - 14:10 WIB
Perdana Menteri Ishiba mengatakan ia akan menunggu hingga hasil akhir, yang diharapkan pada dini hari Senin, sebelum mempertimbangkan kemungkinan koalisi atau kesepakatan pembagian kekuasaan lainnya.

Bulan lalu, Ishiba mengalahkan delapan kandidat lainnya untuk menjadi ketua LDP konservatif, yang telah memerintah Jepang hampir tanpa gangguan selama tujuh dekade, meskipun dengan seringnya terjadi pergantian pemimpin.

Ia memangku jabatan beberapa hari kemudian, menggantikan Fumio Kishida, yang menghadapi ketidakpuasan atas kenaikan harga, skandal dana gelap, dan hubungan LDP dengan gerakan Kristen setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada tahun 2022.

3. Kesalahan Prediksi yang Paling Buruk

Ishiba menyerukan pemilihan umum dadakan segera setelah terpilih, dengan harapan memenangkan mandat publik untuk jabatan perdana menterinya.

Pada rapat umum pada hari Sabtu, Ishiba berjanji bahwa LDP akan "memulai dari awal sebagai partai yang adil , partai yang adil dan tulus”.

Itu tidak cukup untuk meyakinkan para pemilih.

4. Kekuasaan sejak 2012 Pun Sirna

LDP telah memegang mayoritas mutlak sejak kembali berkuasa pada tahun 2012 setelah masa singkat pemerintahan oposisi. Partai ini juga kehilangan kekuasaan sebentar pada tahun 1993, ketika koalisi tujuh partai oposisi membentuk pemerintahan yang bertahan kurang dari setahun.

Partai-partai yang lebih kecil, seperti Partai Demokratik untuk Rakyat (DPP) atau Partai Inovasi Jepang, sekarang dapat menjadi kunci untuk membentuk pemerintahan.

DPP sejauh ini memiliki 27 kursi, dan Partai Inovasi Jepang memiliki 35 kursi, menurut NHK. Namun, keduanya mengusulkan kebijakan yang bertentangan dengan garis LDP.
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More