Partai Penguasa Jepang Kalah pada Pemilu Sela, Kenapa Jadi Sejarah Paling Memalukan?

Senin, 28 Oktober 2024 - 14:10 WIB
Partai penguasa Jepang kalah pada pemilu sela. Foto/CNA
TOKYO - Koalisi penguasa Jepang telah kehilangan mayoritas parlementernya dalam kekalahan signifikan pada pemilihan nasional. Itu meningkatkan ketidakpastian tentang susunan pemerintahan berikutnya dan prospek ekonomi terbesar keempat di dunia.

Dengan hanya 20 dari 465 kursi yang diperebutkan, Partai Demokrat Liberal (LDP) Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang telah memerintah Jepang hampir sepanjang sejarah pascaperangnya, dan mitra koalisi junior Komeito memperoleh 209 kursi di majelis rendah parlemen.

Itu turun dari 279 kursi yang mereka miliki sebelumnya, menandai hasil pemilihan umum terburuk koalisi sejak kehilangan kekuasaan sebentar pada tahun 2009.



Partai Penguasa Jepang Kalah pada Pemilu Sela, Kenapa Jadi Sejarah Paling Memalukan?

1. Pemilu yang Sangat Sulit

"Pemilihan umum ini sangat sulit bagi kami," kata Ishiba yang tampak muram kepada TV Tokyo.

Keiichi Ishii, yang menjadi pemimpin baru Komeito - mitra koalisi jangka panjang LDP - kalah di distriknya bulan lalu.

Pemenang terbesar malam itu, oposisi utama Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ), sejauh ini memperoleh 143 kursi, naik dari 98 kursi sebelumnya, karena pemilih menghukum partai Ishiba atas skandal pendanaan dan inflasi.



2. Membangun Kesepakatan untuk Berbagai Kekuasaan

Hasilnya dapat memaksa partai-partai untuk membuat kesepakatan pembagian kekuasaan yang tidak jelas untuk berkuasa, yang berpotensi menyebabkan ketidakstabilan politik karena negara tersebut menghadapi tantangan ekonomi dan situasi keamanan yang menegangkan di Asia Timur.

"Ini bukan akhir, tetapi awal," kata pemimpin CDPJ Yoshihiko Noda dalam konferensi pers, dilansir Al Jazeera. Dia menambahkan bahwa partainya akan bekerja sama dengan partai-partai oposisi lainnya untuk mengupayakan perubahan pemerintahan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More