Peringatan Bagi China, Jepang Berniat Kembangkan Rudal Hipersonik

Sabtu, 29 Agustus 2020 - 13:02 WIB
"Pengenalan rudal luncur jarak jauh untuk melindungi Kepulauan Nansei akan memungkinkan Jepang untuk menanggapi aktivitas China tanpa mengerahkan kapal dan pesawat Angkatan Laut Bela Diri," sambung laporan itu.

"Kementerian Pertahanan Jepang mengalokasikan total USD170 juta dalam anggaran tahun fiskal 2018 dan 2019 bagi penelitian tentang HVGP untuk pertahanan pulau-pulau terpencil, dan berencana untuk menambah lagi USD230 juta dalam anggaran tahun fiskal 2020," lanjut laporan itu.

Mainichi menjelaskan bahwa budal baru itu beberapa tahun lagi dari penempatan di garis depan, tetapi sudah menyebabkan kontroversi.

“Beberapa legislator di Diet (badan legislatif bikameral Jepang) telah menunjukkan bahwa akuisisi kemampuan baru dapat memungkinkan (Pasukan Bela Diri, yaitu angkatan bersenjata Jepang) untuk secara langsung menyerang wilayah negara lain dan menyimpang dari orientasi kebijakan pertahanan eksklusif jepang," demikian bunyi laporan Mainichi.

Meski begitu, penyebutan senjata yang dikembangkan oleh Jepang adalah sesuatu yang keliru. Dalam bahasa Amerika Serikat (AS), peluru kendali yang bergerak lebih cepat dari lima kali kecepatan suara adalah senjata "hipersonik". Sedangkan sebutan "hypervelocity" untuk peluru meriam yang cepat dan tidak terarah.

HVGP adalah sistem boost-glide. Senjata ini diluncurkan di atas roket kemudian terpisah dari booster dan, dipandu oleh GPS, meluncur dengan kecepatan hipersonik menuju targetnya sambil melakukan koreksi jalur kecil.

Tidak jelas apa "muatan" khusus yang dipertimbangkan Jepang secara khusus untuk menargetkan kapal induk China. Untuk diketahui, energi kinetik dari rudal hipersonik saja sudah cukup untuk melumpuhkan atau menghancurkan sebagian besar target.

Setelah beberapa dekade pengembangan, senjata hipersonik akhirnya mulai memasuki militer garis depan. Kementerian Pertahanan Rusia pada akhir 2019 mengklaim telah mengerahkan rudal hipersonik permukaan-ke-permukaan Avangard, kemungkinan menjadikan Rusia salah satu negara pertama yang secara operasional menggunakan senjata hipersonik.(Baca: Rusia Mulai Kerahkan Rudal Hipersonik Antarbenua Avangard )

Sedangkan media China mengklaim Beijing sedang menguji dua rudal hipersonik permukaan-ke-permukaan yang diberi nama DF-17. Rudal ini melakukan penampilan publik pertamanya sebagai bagian dari perayaan memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China pada Oktober 2019. Rudal kedua, Xingkong-2, dikabarkan memiliki detail yang berbeda dibandingkan dengan DF-17.(Baca: DF-17 Hipersonik China, Rudal yang Bakal Jadi Momok bagi AS )

Angkatan Udara AS sendiri berhasil melakukan uji terbang terhadap Air-Launched Rapid-Response Weapon (ALRRW) pada Juni 2019. ALRRW dapat digunakan militer AS paling cepat 2023. Pembom B-1 dan B-52 keduanya adalah platform peluncuran yang mungkin untuk senjata baru itu. (Baca: Militer AS Diam-diam Tertarik dengan Rudal Hipersonik Nuklir )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More