Kisah Bos Hamas Yahya Sinwar, Lahir di Kamp Pengungsian dan Dipenjara Israel 23 Tahun

Rabu, 23 Oktober 2024 - 11:27 WIB
Aksi tersebut ditindak secara brutal oleh pasukan Israel, yang menewaskan 230 pengunjuk rasa.

Dia juga mempelopori Operasi Pedang Yerusalem, nama Hamas untuk operasinya sebagai respons atas pemboman Israel di Gaza antara tanggal 6 dan 21 Mei 2021.

Yang paling menonjol, dia dianggap sebagai arsitek Operasi Badai Al-Aqsa, nama kelompok Palestina untuk serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023.

Serangan mendadak di Israel selatan menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menangkap 250 orang lainnya yang dibawa ke Gaza.

Pasukan Israel sejak saat itu telah membunuh lebih dari 42.600 warga Palestina.

Selama perang, Sinwar tidak terlihat di depan umum.

Beberapa tawanan Israel yang kemudian dibebaskan mengatakan mereka melihat atau berbicara dengan Sinwar di terowongan.

Pada bulan Agustus, sepekan setelah pembunuhan kepala politik Hamas saat itu, Haniyeh, oleh Israel, Sinwar dipilih sebagai penggantinya.

Itu adalah langkah yang mengejutkan dan berani. Banyak yang mengharapkan Khaled Meshaal, yang bermarkas di Doha, untuk mengambil peran yang sebelumnya dipegangnya.

“Dengan menyatukan kepemimpinan militer dan politik dalam satu orang, dan sekuat Sinwar, Hamas mengirimkan pesan persatuan dan ketahanan," tegas Khaled Hroub, peneliti dan pakar Hamas, kepada MEE saat itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More