Kisah Bos Hamas Yahya Sinwar, Lahir di Kamp Pengungsian dan Dipenjara Israel 23 Tahun
Rabu, 23 Oktober 2024 - 11:27 WIB
Di universitas itulah, pada tahun 1982, dia ditangkap untuk pertama kalinya oleh otoritas Israel karena terlibat dalam aktivisme anti-pendudukan.
Dia ditangkap kembali tiga tahun kemudian, dan kemudian bertemu Ahmed Yassin, yang kemudian mendirikan Hamas. Yassin membawa Sinwar ke dalam lingkaran dalamnya.
Sinwar kemudian mendirikan Munazzamat al-Jihad w'al-Dawa, atau Majd, yang dibentuk untuk memburu para kolaborator Palestina dengan Israel. Organisasi ini menjadi aparat keamanan pertama Hamas yang baru dibentuk.
Pada tahun 1988, dia kembali ditangkap oleh pasukan Israel dan kali ini dijatuhi empat hukuman seumur hidup, setara dengan 426 tahun penjara.
Dia dituduh terlibat dalam penangkapan dan kematian dua tentara Israel dan empat tersangka mata-mata Palestina. Maka dimulailah masa hukumannya selama 23 tahun di penjara Israel.
Selama dipenjara, dia belajar bahasa Ibrani, sering membaca surat kabar Israel, dan mendalami politik dan budaya Israel. Dia mengatakan hal itu membantunya lebih memahami musuhnya.
Dia juga menulis novel berjudul The Thorn and the Carnation, yang terinspirasi dari pengalaman hidupnya sendiri saat tumbuh besar di Gaza.
Pada tahun 2011, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan yang membebaskan 1.047 tahanan Palestina dengan imbalan Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang diculik pada tahun 2006.
Sinwar adalah salah satu tahanan paling terkemuka yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan itu.
Dia ditangkap kembali tiga tahun kemudian, dan kemudian bertemu Ahmed Yassin, yang kemudian mendirikan Hamas. Yassin membawa Sinwar ke dalam lingkaran dalamnya.
Sinwar kemudian mendirikan Munazzamat al-Jihad w'al-Dawa, atau Majd, yang dibentuk untuk memburu para kolaborator Palestina dengan Israel. Organisasi ini menjadi aparat keamanan pertama Hamas yang baru dibentuk.
Pada tahun 1988, dia kembali ditangkap oleh pasukan Israel dan kali ini dijatuhi empat hukuman seumur hidup, setara dengan 426 tahun penjara.
Dia dituduh terlibat dalam penangkapan dan kematian dua tentara Israel dan empat tersangka mata-mata Palestina. Maka dimulailah masa hukumannya selama 23 tahun di penjara Israel.
Selama dipenjara, dia belajar bahasa Ibrani, sering membaca surat kabar Israel, dan mendalami politik dan budaya Israel. Dia mengatakan hal itu membantunya lebih memahami musuhnya.
Dia juga menulis novel berjudul The Thorn and the Carnation, yang terinspirasi dari pengalaman hidupnya sendiri saat tumbuh besar di Gaza.
Pada tahun 2011, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan yang membebaskan 1.047 tahanan Palestina dengan imbalan Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang diculik pada tahun 2006.
Sinwar adalah salah satu tahanan paling terkemuka yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan itu.
Naik ke Puncak Hamas
tulis komentar anda