Bikin Marah China, Jenderal AS Sebut Sistem Rudal Typhon di Negara Tetangga Indonesia Penting
Selasa, 22 Oktober 2024 - 12:00 WIB
MANILA - Seorang jenderal senior Amerika Serikat (AS) mengatakan pengerahan sistem rudal jarak menengah Typhon ke Filipina, negara tetangga Indonesia, sangat penting.
Mayor Jenderal Marcus Evans, komandan Divisi Infanteri ke-25 yang berbasis di Hawaii, mengabaikan kemarahan China atas pengerahan sistem misil canggih tersebut sejak awal tahun ini.
Penempatan senjata pertahanan itu memungkinkan pasukan AS dan Filipina untuk melakukan latihan tempur gabungan pada bulan April lalu, mempersiapkan potensi penggunaan persenjataan berat canggih di masa mendatang di negara kepulauan tersebut.
Typhon dipandang sebagai bagian penting dari kerja sama militer di kawasan Indo-Pasifik, tempat ketegangan dengan China meningkat.
"Apa yang dilakukannya secara kolektif, memberi kita kesempatan untuk memahami cara menggunakan kemampuan itu—tantangan lingkungan di sini sangat unik dibandingkan tempat lain di kawasan ini," kata Evans, seperti dikutip Newsweek, Selasa (22/10/2024).
Bulan lalu, kepala militer Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr mengatakan dia ingin sistem rudal itu tetap berada di negaranya selamanya.
Sistem Typhon awalnya dijadwalkan untuk meninggalkan Filipina, namun tiga pejabat Filipina baru-baru ini mengungkapkan bahwa sistem itu akan tetap ada tanpa batas waktu, meskipun ada kemarahan dari China.
Sistem tersebut digunakan untuk menembakkan Standard Missile-6 (SM-6) dan Tomahawk Land Attack Missiles.
Mayor Jenderal Marcus Evans, komandan Divisi Infanteri ke-25 yang berbasis di Hawaii, mengabaikan kemarahan China atas pengerahan sistem misil canggih tersebut sejak awal tahun ini.
Penempatan senjata pertahanan itu memungkinkan pasukan AS dan Filipina untuk melakukan latihan tempur gabungan pada bulan April lalu, mempersiapkan potensi penggunaan persenjataan berat canggih di masa mendatang di negara kepulauan tersebut.
Typhon dipandang sebagai bagian penting dari kerja sama militer di kawasan Indo-Pasifik, tempat ketegangan dengan China meningkat.
"Apa yang dilakukannya secara kolektif, memberi kita kesempatan untuk memahami cara menggunakan kemampuan itu—tantangan lingkungan di sini sangat unik dibandingkan tempat lain di kawasan ini," kata Evans, seperti dikutip Newsweek, Selasa (22/10/2024).
Bulan lalu, kepala militer Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr mengatakan dia ingin sistem rudal itu tetap berada di negaranya selamanya.
Sistem Typhon awalnya dijadwalkan untuk meninggalkan Filipina, namun tiga pejabat Filipina baru-baru ini mengungkapkan bahwa sistem itu akan tetap ada tanpa batas waktu, meskipun ada kemarahan dari China.
Sistem tersebut digunakan untuk menembakkan Standard Missile-6 (SM-6) dan Tomahawk Land Attack Missiles.
tulis komentar anda