Ekonomi China Stagnan, Sektor Industri dan Properti Masih Terpuruk

Senin, 23 September 2024 - 14:15 WIB
Menurut ZhaoPeng Xing, ahli strategi senior China di ANZ, "Ekspor secara signifikan mendorong pertumbuhan industri dan investasi manufaktur, tetapi kemerosotan real estate yang sedang berlangsung terus memengaruhi konsumsi dan investasi rumah tangga."

Penurunan pasar properti, ditambah dengan utang pemerintah daerah yang tinggi dan tekanan deflasi, tetap menjadi hambatan besar bagi aktivitas ekonomi. Angka-angka terbaru ini menyoroti sifat pertumbuhan yang tidak merata dan menggarisbawahi perlunya dukungan kebijakan fiskal dan moneter tambahan.

Di tengah menyempitnya margin bunga bagi bank dan melemahnya mata uang, kemampuan Beijing untuk melonggarkan kebijakan moneter tetap terbatas. Akibatnya, bank sentral China mempertahankan suku bunga kebijakan utama tidak berubah pada Senin pekan kemarin, seperti yang sudah diantisipasi sebelumnya.

Zhou Hao, kepala ekonom di GuotaiJunan International, mencatat, "Kami masih mengantisipasi potensi penurunan Suku Bunga Pinjaman Utama (LPR) bulan ini, terutama untuk tenor 5 tahun, untuk membantu bank mempertahankan pinjaman hipotek rumah tangga."

Namun, Yu Xiangrong, kepala ekonom China di Citi, memprediksi penurunan suku bunga kebijakan total 20 basis poin pada paruh kedua tahun ini, tetapi tidak ada penurunan LPR pada tanggal 20 Juni.

Perspektif yang berbeda ini menyoroti tantangan yang sedang berlangsung dan pertimbangan strategis yang dihadapi kebijakan moneter China.

Ekonomi China tumbuh sebesar 5,3 persen pada kuartal pertama, melampaui ekspektasi. Namun, analis memperingatkan bahwa mencapai target pertumbuhan tahunan pemerintah sekitar 5 persen mungkin sulit karena perjuangan yang sedang berlangsung di sektor properti.

Melemahnya Permintaan Domestik



Investasi properti turun 10,1 persen tahun ke tahun dari Januari hingga Mei, memburuk dari penurunan 9,8 persen pada periode Januari-April.

Selain itu, harga rumah baru turun 0,7 persen pada bulan Mei dibandingkan dengan April, menandai penurunan bulan ke-11 berturut-turut dan penurunan paling tajam sejak Oktober 2014, berdasarkan perhitungan Reuters dari data Biro Statistik Nasional.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More