Zelensky Tak Terima 80.000 Tentara Ukraina Dilaporkan Tewas dalam Perang Melawan Rusia
loading...
A
A
A
KYIV - The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan sekitar 80.000 tentara Ukraina tewas dan sekitar 400.000 lainnya terluka dalam perang melawan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak terima dan menyebut laporan dari media Amerika Serikat (AS) tersebut sebagai berita palsu.
Laporan WSJ, yang diterbitkan Selasa lalu mengutip "perkiraan rahasia Ukraina" dari sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut.
Para wartawan kemudian meminta Zelensky untuk mengomentari laporan tersebut.
"80.000? Itu bohong. Angka sebenarnya jauh lebih rendah dari yang telah dipublikasikan. Jauh lebih rendah," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (22/9/2024).
Sementara Kyiv tidak memberikan informasi terbaru tentang korban, komandan dan prajurit reguler telah berulang kali mengakui kerugian besar di medan perang, khususnya selama serangan balik 2023 yang gagal dan pertempuran baru-baru ini di Donbas.
Pada bulan Februari, Zelensky mengatakan bahwa 31.000 tentara Ukraina tewas dalam dua tahun pertempuran, tanpa menyebutkan jumlah yang terluka.
Washington Post mengutip seorang anggota Parlemen Ukraina yang tidak disebutkan namanya pada bulan April yang mengatakan bahwa Zelensky telah "sangat meremehkan" jumlah korban tewas untuk menjaga moral di tengah upaya mobilisasi Ukraina yang melemah.
Sejak itu, Ukraina telah memperluas undang-undang wajib militernya, dengan harapan dapat merekrut lebih banyak pria di ketentaraan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak terima dan menyebut laporan dari media Amerika Serikat (AS) tersebut sebagai berita palsu.
Laporan WSJ, yang diterbitkan Selasa lalu mengutip "perkiraan rahasia Ukraina" dari sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah tersebut.
Para wartawan kemudian meminta Zelensky untuk mengomentari laporan tersebut.
"80.000? Itu bohong. Angka sebenarnya jauh lebih rendah dari yang telah dipublikasikan. Jauh lebih rendah," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (22/9/2024).
Sementara Kyiv tidak memberikan informasi terbaru tentang korban, komandan dan prajurit reguler telah berulang kali mengakui kerugian besar di medan perang, khususnya selama serangan balik 2023 yang gagal dan pertempuran baru-baru ini di Donbas.
Pada bulan Februari, Zelensky mengatakan bahwa 31.000 tentara Ukraina tewas dalam dua tahun pertempuran, tanpa menyebutkan jumlah yang terluka.
Washington Post mengutip seorang anggota Parlemen Ukraina yang tidak disebutkan namanya pada bulan April yang mengatakan bahwa Zelensky telah "sangat meremehkan" jumlah korban tewas untuk menjaga moral di tengah upaya mobilisasi Ukraina yang melemah.
Sejak itu, Ukraina telah memperluas undang-undang wajib militernya, dengan harapan dapat merekrut lebih banyak pria di ketentaraan.