3 Tahun Berlalu, Pengungsi Rohingya Kian Menderita
Kamis, 27 Agustus 2020 - 10:36 WIB
“Kita terpaksa keluar dari tanah air kita ke kamp pengungsi terbesar di dunia,”demikian keterangan kelompok pengungsi Rohingya, dilansir Reuters.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut aksi kekerasan yang dilakukan militer Myanmar tersebut merupakan bentuk genosida. Namun, Myanmar menolak aksi tersebut sebagai genosida. Mereka mengklaim upaya tersebut sebagai upaya melawan gerilyawan Rohingya . Tapi, fakta di lapangan menunjukkan tentara Myanmar justru membakar desa-desa Rohingya dan mengusir mereka.
Para pengungsi menyatakan, Rohingya menghadapi “genosida tersembunyi” selama beberapa dekade lamanya. Mereka sudah mengajukan kepada PBB dan organisasi dunia lainnya tentang apa yang terjadi sejak genosida pada 2017. “Tolong dukung Rohingya yang tak bersalah dan kemudian kita berharap bisa kembali ke rumah kita,” ungkap kelompok pengungsi Rohingya. (Lihat videonya: 5 Orang di Tangerang Tewas Usai Tenggak Miras Oplosan)
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi pernah mengatakan semua orang harus diperlakukan setara. Tapi, kenyataannya berbeda. (Andika H Mustaqim)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut aksi kekerasan yang dilakukan militer Myanmar tersebut merupakan bentuk genosida. Namun, Myanmar menolak aksi tersebut sebagai genosida. Mereka mengklaim upaya tersebut sebagai upaya melawan gerilyawan Rohingya . Tapi, fakta di lapangan menunjukkan tentara Myanmar justru membakar desa-desa Rohingya dan mengusir mereka.
Para pengungsi menyatakan, Rohingya menghadapi “genosida tersembunyi” selama beberapa dekade lamanya. Mereka sudah mengajukan kepada PBB dan organisasi dunia lainnya tentang apa yang terjadi sejak genosida pada 2017. “Tolong dukung Rohingya yang tak bersalah dan kemudian kita berharap bisa kembali ke rumah kita,” ungkap kelompok pengungsi Rohingya. (Lihat videonya: 5 Orang di Tangerang Tewas Usai Tenggak Miras Oplosan)
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi pernah mengatakan semua orang harus diperlakukan setara. Tapi, kenyataannya berbeda. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda