Eks Pasien Covid-19 Ternyata Bisa Terinfeksi Lagi
Rabu, 26 Agustus 2020 - 11:12 WIB
Ahli epidemiologi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove, mengatakan saat ini terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari kasus di Hong Kong. Pasalnya, para ahli memerlukan data yang lebih lengkap dan kuat untuk mendukung keputusan mereka.
Laporan terkait pasien yang terinfeksi Covid-19 sebanyak dua kali juga pernah datang dari daratan utama China. Tetapi, bagaimana pasien dapat kembali terinfeksi tidak jelas, apakah tertular kembali dari luar atau virus di dalam tubuhnya kembali aktif.
Data awal menyebutkan pasien yang tertular Covid-19 sebanyak dua kali mencapai 5-15%. Hal itu diungkapkan ahli penyakit menular dari gugus tugas perawatan Covid-19 China Wang Guiqiang. Dia menilai angka ini cukup tinggi.
Para ahli mengatakan peristiwa ini kemungkinan terjadi akibat masih adanya virus di paru-paru pasien, tetapi tidak terdeteksi dalam sampel yang diambil dari bagian atas pernapasan. Atau, akibat rendahnya sensitivitas pemeriksaan dan lemahnya daya tahan tubuh. (Baca juga: Rusia Rilis Video Ledakan Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad)
Jeffrey Barrett, seorang ahli dari Wellcome Sanger Institute, mengatakan memang sulit memastikan ketentuan jika hanya mengandalkan observasi tunggal. "Melihat jumlah pasien di dunia saat ini, tertular kembali bukanlah fenomena yang mengejutkan," tandas Barrett.
Dia mengungkapkan, infeksi kedua, ketika terjadi, itu tidak serius, meskipun kita tidak tahu apakah orang ini dapat menularkan virus selama episode kedua.
Kemudian, Paul Hunter, Profesor Universitas East Anglia, mengatakan informasi tentang kasus ini dan kasus infeksi ulang lainnya diperlukan sebelum kita benar-benar dapat memahami implikasinya.
Sementara itu, di Korea Selatan (Korsel) telah terjadi penularan gelombang kedua yang menyebar hingga ke-17 provinsi. Hampir setiap hari ratusan pasien dirawat di rumah sakit. Sama seperti sebelumnya, penularan kali ini berpusat di tengah jemaat umat Kristen sayap kanan di Gereja Presbyterian. (Baca juga: Santri Ditangkap, Warga Kepung Polisi di Pondok Pesantren)
Pemerintah Korsel kembali menerapkan protokol kesehatan, mewajibkan masker di area umum, dan memberlakukan pembatasan sosial. Penutupan sekolah dan bisnis juga kembali didiskusikan menyusul tingginya tingkat penyebaran di wilayah perkotaan.
Ahli penyakit menular Korsel mendesak Pemerintah Korsel untuk melakukan tindakan cepat dan tegas. Sebab, para tenaga kesehatan di rumah sakit kewalahan menangani pasien yang membeludak. Selain itu, perlengkapan dan persediaan medis juga nyaris habis sehingga perlu segera dipasok ulang.
Laporan terkait pasien yang terinfeksi Covid-19 sebanyak dua kali juga pernah datang dari daratan utama China. Tetapi, bagaimana pasien dapat kembali terinfeksi tidak jelas, apakah tertular kembali dari luar atau virus di dalam tubuhnya kembali aktif.
Data awal menyebutkan pasien yang tertular Covid-19 sebanyak dua kali mencapai 5-15%. Hal itu diungkapkan ahli penyakit menular dari gugus tugas perawatan Covid-19 China Wang Guiqiang. Dia menilai angka ini cukup tinggi.
Para ahli mengatakan peristiwa ini kemungkinan terjadi akibat masih adanya virus di paru-paru pasien, tetapi tidak terdeteksi dalam sampel yang diambil dari bagian atas pernapasan. Atau, akibat rendahnya sensitivitas pemeriksaan dan lemahnya daya tahan tubuh. (Baca juga: Rusia Rilis Video Ledakan Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad)
Jeffrey Barrett, seorang ahli dari Wellcome Sanger Institute, mengatakan memang sulit memastikan ketentuan jika hanya mengandalkan observasi tunggal. "Melihat jumlah pasien di dunia saat ini, tertular kembali bukanlah fenomena yang mengejutkan," tandas Barrett.
Dia mengungkapkan, infeksi kedua, ketika terjadi, itu tidak serius, meskipun kita tidak tahu apakah orang ini dapat menularkan virus selama episode kedua.
Kemudian, Paul Hunter, Profesor Universitas East Anglia, mengatakan informasi tentang kasus ini dan kasus infeksi ulang lainnya diperlukan sebelum kita benar-benar dapat memahami implikasinya.
Sementara itu, di Korea Selatan (Korsel) telah terjadi penularan gelombang kedua yang menyebar hingga ke-17 provinsi. Hampir setiap hari ratusan pasien dirawat di rumah sakit. Sama seperti sebelumnya, penularan kali ini berpusat di tengah jemaat umat Kristen sayap kanan di Gereja Presbyterian. (Baca juga: Santri Ditangkap, Warga Kepung Polisi di Pondok Pesantren)
Pemerintah Korsel kembali menerapkan protokol kesehatan, mewajibkan masker di area umum, dan memberlakukan pembatasan sosial. Penutupan sekolah dan bisnis juga kembali didiskusikan menyusul tingginya tingkat penyebaran di wilayah perkotaan.
Ahli penyakit menular Korsel mendesak Pemerintah Korsel untuk melakukan tindakan cepat dan tegas. Sebab, para tenaga kesehatan di rumah sakit kewalahan menangani pasien yang membeludak. Selain itu, perlengkapan dan persediaan medis juga nyaris habis sehingga perlu segera dipasok ulang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda