Rusia Rilis Video Ledakan Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad

Selasa, 25 Agustus 2020 - 07:25 WIB
loading...
Rusia Rilis Video Ledakan...
Gambar cuplikan video uji coba Tsar Bomba pada Oktober 1961. Foto/Sputnik/Tangkapan layar video Rosatom
A A A
MOSKOW - Beberapa hari menjelang peringatan 71 tahun uji coba bom atom pertama Uni Soviet pada tahun 1949, perusahaan nuklir milik negara Rusia; Rosatom , merilis rekaman video langka dan jelas dari uji ledakan Tsar Bomba tahun 1961. Itu merupakan bom nuklir terkuat sejagad sejauh ini.

Video dokumenter berdurasi 30 menit yang diterbitkan oleh Rosatom pada 20 Agustus 2020 menceritakan hari yang menentukan di bulan Oktober 1961 ketika Uni Soviet meledakkan senjata nuklir 50 megaton di sebuah pulau terpencil Arktik. (Baca yuk : Virus Corona Mewabah di Resor Nudis Terbesar di Dunia, 150 Orang Terinfeksi )

Dikenal sebagai "Product 202", ukuran dan kekuatan bom yang sangat besar itu membuatnya dijuluki "Tsar Bomba" atau "Raja Bom".

Sebagai perbandingan, uji coba bom Amerika Serikat yang paling kuat, yakni uji Castle Bravo pada tahun 1952 berkekuatan 22 megaton. Kemudian bom yang menghancurkan kota Hiroshima Jepang pada tahun 1945 berkekuatan 16 kiloton. Sedangkan Tsar Bomba berkekuatan 50 megaton atau sekitar 1.325 kali lebih kuat dari bom Amerika. (Baca: Mengenal Tsar Bomba Rusia: Raja Bom Nuklir Dunia, 3.000 Kalinya Bom Hiroshima )

Kekuatan Tsar Bomba yang luar biasa berasal dari fusi nuklir, reaksi penghasil energi yang sama yang menggerakkan matahari.

Mengutip laporan Sputnik, Selasa (25/8/2020), dalam video dokumenter tersebut, bom besar terlihat dimuat ke gerbong kereta untuk diangkut ke ujung utara, di mana bom itu tiba dengan kedok gerbong boks khas di Pangkalan Udara Olenya, tepat di selatan Murmansk.

Di bandara, pesawat sedang diisi dengan peralatan uji, termasuk berton-ton kamera pada pesawat pembom Tu-95V yang dimodifikasi khusus—oleh NATO dinamai Bear—dicat serba putih untuk mencerminkan kilatan nuklir, dan pesawat pembom Tu-16 yang akan berfungsi sebagai pesawat ekornya. (Klik juga : Tolak Tegas Legalisasi Ganja, Banyak Negara Dukung Sikap Indonesia )

Pemandangan bom besar di bawah pesawat pembom hampir lucu, dan ketika jatuh di atas lokasi uji coba di Novaya Zemlya, sebuah parasut digunakan untuk memperlambat penurunan dan mengulur waktu pesawat untuk menghindari ledakan yang merusak.

Pesawat Tu-95 berada di ketinggian sekitar 34.000 kaki ketika menjatuhkan bom, yang meledak sekitar 13.000 kaki di atas tanah untuk meminimalkan radiasi.

Video tersebut kemudian menangkap momen ledakan dari beberapa sudut pandang, termasuk di darat dan di atas pesawat Tu-95V. Ledakan kolosal menciptakan awan jamur yang menjulang 6,2 mil di atas pulau, dan ledakan itu terlihat sejauh 621 mil di daratan. Pesawat pembom, yang baru berhasil mencapai jarak 28 mil pada saat bom meledak, merekam bola api dan awan jamur yang mengerikan, yang akhirnya mencapai lebar 56 mil.

Menurut video dokumenter tersebut, ledakan itu adalah bom "bersih" karena seberapa tinggi ledakannya, dan tak lama setelah pengujian, ilmuwan Soviet terlihat terbang ke lokasi ledakan dengan helikopter, beberapa di antaranya bahkan berjalan di sekitar daerah tersebut tanpa alat pelindung. Panas yang menyengat telah mencairkan sebagian besar salju di situs ini, yang hanya berjarak 1.200 mil dari Kutub Utara.

Gelombang kejut ledakan itu sangat besar, di mana struktur kayu hancur dan jendela pecah hingga ratusan mil jauhnya. Untungnya, bom Product 202 tidak pernah digunakan dalam konflik, dan bom sekuat itu juga tidak pernah dibuat lagi, meskipun Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev kala itu sesumbar bahwa secara teknis desainnya mampu meledakkan dua kali lebih besar.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Trump Peringatkan Putin:...
Trump Peringatkan Putin: Menolak Gencatan Senjata Akan Sangat Menghancurkan bagi Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jenderal Tertinggi Rusia:...
Jenderal Tertinggi Rusia: Pasukan Ukraina Dikepung di Kursk
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
Putin: Tentara Bayaran...
Putin: Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina Dianggap Teroris!
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
Rekomendasi
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
27 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
290 Senjata Nuklir Prancis...
290 Senjata Nuklir Prancis Ingin Lindungi Eropa dari Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved