Apa yang Melatarbelakangi Kerusuhan Anti-Muslim di Seluruh Inggris? Ini Analisanya
Kamis, 15 Agustus 2024 - 09:01 WIB
Polisi mengatakan para perusuh itu "diyakini sebagai pendukung Liga Pertahanan Inggris," sebuah kelompok sayap kanan yang telah mengorganisir protes anti-Muslim sejak 2009.
Pada 1 Agustus, pihak berwenang mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengidentifikasi tersangka di bawah umur dalam upaya untuk menghentikan rumor tentang identitasnya, yang memicu kekerasan.
Axel Muganwa Rudakubana telah didakwa dengan tiga tuduhan pembunuhan dan 10 tuduhan percobaan pembunuhan. Tersangka lahir di Wales pada tahun 2006 dan pindah ke daerah Southport pada tahun 2013. Orang tuanya berasal dari Rwanda.
Kerusuhan menyebar ke kota-kota di banyak bagian Inggris karena aktivis sayap kanan menyebarkan informasi yang salah tentang serangan itu, menurut pemerintah dan polisi.
Kurang dari dua jam setelah penusukan, seorang pengguna media sosial yang dikenal sebagai European Invasion mengatakan penyerang itu "diduga seorang imigran Muslim."
Tuduhan yang diunggah di X kemudian muncul di Facebook dan Telegram, menurut Logically, sebuah perusahaan yang berbasis di Inggris yang menggunakan kecerdasan buatan dan manusia untuk memerangi propaganda daring.
Rumor tersebut dimuat dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Channel 3Now, sebuah situs yang diduga memiliki hubungan dengan Rusia, kata Logically.
Artikel tersebut kemudian dikutip oleh organisasi berita yang berafiliasi dengan negara Rusia termasuk RT dan TASS.
Baca Juga
Pada 1 Agustus, pihak berwenang mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengidentifikasi tersangka di bawah umur dalam upaya untuk menghentikan rumor tentang identitasnya, yang memicu kekerasan.
Axel Muganwa Rudakubana telah didakwa dengan tiga tuduhan pembunuhan dan 10 tuduhan percobaan pembunuhan. Tersangka lahir di Wales pada tahun 2006 dan pindah ke daerah Southport pada tahun 2013. Orang tuanya berasal dari Rwanda.
Bagaimana Kekerasan Itu Menyebar?
Kerusuhan menyebar ke kota-kota di banyak bagian Inggris karena aktivis sayap kanan menyebarkan informasi yang salah tentang serangan itu, menurut pemerintah dan polisi.
Kurang dari dua jam setelah penusukan, seorang pengguna media sosial yang dikenal sebagai European Invasion mengatakan penyerang itu "diduga seorang imigran Muslim."
Tuduhan yang diunggah di X kemudian muncul di Facebook dan Telegram, menurut Logically, sebuah perusahaan yang berbasis di Inggris yang menggunakan kecerdasan buatan dan manusia untuk memerangi propaganda daring.
Rumor tersebut dimuat dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Channel 3Now, sebuah situs yang diduga memiliki hubungan dengan Rusia, kata Logically.
Artikel tersebut kemudian dikutip oleh organisasi berita yang berafiliasi dengan negara Rusia termasuk RT dan TASS.
Lihat Juga :
tulis komentar anda