4 Strategi Kamala Harris Ala Jaksa Melawan Donald Trump

Senin, 22 Juli 2024 - 21:21 WIB
“Seperti yang banyak dari Anda tahu, saya adalah mantan jaksa. Jadi, menurutku, mari kita lihat faktanya, ya?” katanya, sambil membandingkan rekam jejak Biden dengan rekam jejak Trump dalam meningkatkan lapangan kerja di sektor manufaktur, membantu warga lanjut usia, melindungi Obamacare, dan menurunkan harga barang.

Harris mengatakan bahwa pendekatan tersebut termasuk menyalahkan Trump secara langsung atas pembatalan Roe v. Wade dan pembatasan aborsi di tingkat negara bagian yang menyusul setelahnya.

“Pendekatan jaksa sebenarnya hanya sekedar mendekonstruksi suatu isu,” kata Harris kepada CNN dalam sebuah wawancara eksklusif setelah kampanye di Las Vegas pada bulan April. “Ini menyajikan dan mengingatkan orang-orang tentang bukti empiris yang menunjukkan kepada kita bagaimana kita sampai pada titik ini. … Dia tidak bisa bersembunyi dari hal ini.”

4. Mengalahkan Kelompok yang Mapan



Foto/EPA

Beberapa orang terlibat dalam diskusi dan memikirkan bagaimana dia akan berkampanye baik dengan atau tanpa penunjukan Biden ke salah satu dari sedikit iklan dari kampanye utama Harris – sebelum iklan tersebut muncul di tengah pertikaian staf dan berkurangnya penggalangan dana.

“Dia menuntut predator seks. Dia adalah salah satunya. Dia menutup perguruan tinggi nirlaba yang menipu orang Amerika. Dia adalah perguruan tinggi nirlaba – secara harfiah,” kata seorang narator, saat cuplikan Harris pertama dan kemudian Trump lewat. “Dia dimiliki oleh bank-bank besar. Dia adalah jaksa agung yang mengalahkan bank-bank terbesar di Amerika dan memaksa mereka membayar pemilik rumah sebesar $18 miliar.”

Selama kampanye tahun 2020, di bawah serangan dari kaum progresif yang mengatakan bahwa dia terlalu keras terhadap kejahatan, Harris segera meninggalkan pendekatan tersebut atas desakan adik perempuannya Maya, mantan pejabat ACLU dan penasihat Hillary Clinton yang sangat dekat dengan wakil presiden, baik secara pribadi maupun sebagai penasihat.

Tiga minggu terakhir ini merupakan minggu-minggu yang aneh bagi Harris. Saat Biden mempertimbangkan, marah, dan mencoba mencari cara untuk menghidupkan kembali upayanya untuk terpilih kembali, dia tidak menjadi bagian dari pembicaraan utama. Dia tahu dia tidak bisa mengendalikan nasibnya sendiri: Biden akan tetap bertahan meski ada seruan untuk hengkang dan dia harus mendukung Biden, atau Biden akan memutuskan untuk hengkang dan dia harus siap untuk berubah menjadi calon presiden dalam waktu beberapa menit.
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More