Edward Snowden Kutuk Ledakan Ribuan Pager di Lebanon: Tak Bisa Dibedakan dengan Terorisme!

Rabu, 18 September 2024 - 11:45 WIB
loading...
Edward Snowden Kutuk...
Ambulans yang membawa korban luka akibat pager genggamnya meledak, tiba di luar Rumah Sakit Universitas Amerika, di Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. Foto/AP/Hassan Ammar
A A A
MOSKOW - Gelombang ledakan pager yang disinkronkan di Lebanon adalah "ceroboh" karena metode yang digunakan tidak memperhitungkan potensi korban sipil, menurut mantan kontraktor NSA Edward Snowden.

Sebanyak sembilan orang tewas dan sekitar 2.800 orang terluka di seluruh Lebanon ketika pager genggam yang digunakan warga dan anggota Hizbullah meledak secara bersamaan pada Selasa (17/9/2024).

Kelompok pejuang pro-Palestina di Lebanon tersebut menyalahkan Israel atas "agresi yang berdosa" dan bersumpah untuk membalas.

Israel belum mengakui dugaan keterlibatannya dalam ledakan tersebut. Namun, negara Zionis tersebut telah melakukan serangan udara terhadap anggota Hizbullah di masa lalu dan mengancam akan melakukan lebih banyak "aksi militer" jika kelompok tersebut tidak menghentikan serangan lintas batasnya terhadap Israel.

Dalam tulisannya di X pada Selasa, Snowden menyatakan pager tersebut kemungkinan besar meledak karena "bahan peledak yang ditanamkan" daripada diretas karena ada "terlalu banyak cedera yang sangat serius dan konsisten."

“Apa yang baru saja dilakukan Israel adalah, melalui *metode* apa pun, sembrono,” tegas mantan kontraktor NSA itu.

“Mereka meledakkan banyak orang yang sedang mengemudi (maksudnya mobil lepas kendali), berbelanja (anak-anak Anda ada di kereta dorong bayi sambil berdiri di belakangnya di antrean kasir), dan lain sebagainya. Tidak bisa dibedakan dari terorisme,” ungkap dia.

Sky News Arabia mengutip sumbernya yang mengatakan badan mata-mata Israel Mossad menempatkan “sejumlah” bahan peledak PETN (pentaerythritol tetranitrate) pada baterai pager, dan meledakkannya dari jarak jauh dengan menaikkan suhu baterai.

Perangkat yang dicurangi itu dilaporkan merupakan bagian dari pengiriman yang tiba di Lebanon awal tahun ini.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan warga sipil termasuk di antara mereka yang terluka.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1008 seconds (0.1#10.140)