China Pekerjakan Hacker untuk Redam Peringatan Tragedi Tiananmen
Kamis, 20 Juni 2024 - 13:58 WIB
Pemerintah China menerapkan kontrol ketat terhadap informasi online, menggunakan taktik seperti melarang istilah pencarian tertentu, mengawasi media sosial untuk menemukan konten yang berbeda pendapat, dan menolak akses ke media dan aplikasi asing yang mungkin memuat materi yang disensor.
Cengkeraman terhadap aktivitas digital semakin erat terutama menjelang peringatan protes Lapangan Tiananmen tahun 1989, yang berpuncak pada penindasan brutal terhadap para demonstran oleh pasukan militer pada 4 Juni tahun itu.
Bertahun-tahun setelahnya, para pendukung demokrasi telah berupaya untuk memperingati tragedi pembantaian tersebut pada setiap tahunnya. Di waktu bersamaan, China terus melakukan upaya untuk menekan penyebutan tragedi Tiananmen.
Menjelang peringatan Tiananmen beberapa waktu lalu, pengguna internet di China mengamati peningkatan pembatasan dan sensor, dengan semakin banyaknya kata-kata terlarang dan penghapusan emoji tertentu, seperti lilin yang melambangkan peringatan.
Pada tahun 2020, Zoom, sebuah perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) yang memiliki tim di China, diarahkan oleh pejabat China untuk menonaktifkan akun aktivis AS yang memperingati tragedi Tiananmen dan membatalkan peringatan online di platform tersebut. Zoom mematuhinya, dengan alasan kepatuhan terhadap hukum setempat.
Menjelang peringatan Tiananmen, serangan siber terhadap kelompok pembangkang dan media berbahasa Mandarin di luar negeri dilaporkan terjadi.
Pada tahun 2022, Media Today, sebuah grup media berbahasa Mandarin Australia, menjadi sasaran serangan siber anonim.
Awal tahun ini, tujuh peretas yang berbasis di China didakwa oleh Departemen Kehakiman AS karena mengirimkan email pelacakan berbahaya kepada anggota Aliansi Antar-Parlemen untuk China.
Cengkeraman terhadap aktivitas digital semakin erat terutama menjelang peringatan protes Lapangan Tiananmen tahun 1989, yang berpuncak pada penindasan brutal terhadap para demonstran oleh pasukan militer pada 4 Juni tahun itu.
Bertahun-tahun setelahnya, para pendukung demokrasi telah berupaya untuk memperingati tragedi pembantaian tersebut pada setiap tahunnya. Di waktu bersamaan, China terus melakukan upaya untuk menekan penyebutan tragedi Tiananmen.
Kekuatan Siber China
Menjelang peringatan Tiananmen beberapa waktu lalu, pengguna internet di China mengamati peningkatan pembatasan dan sensor, dengan semakin banyaknya kata-kata terlarang dan penghapusan emoji tertentu, seperti lilin yang melambangkan peringatan.
Pada tahun 2020, Zoom, sebuah perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) yang memiliki tim di China, diarahkan oleh pejabat China untuk menonaktifkan akun aktivis AS yang memperingati tragedi Tiananmen dan membatalkan peringatan online di platform tersebut. Zoom mematuhinya, dengan alasan kepatuhan terhadap hukum setempat.
Menjelang peringatan Tiananmen, serangan siber terhadap kelompok pembangkang dan media berbahasa Mandarin di luar negeri dilaporkan terjadi.
Pada tahun 2022, Media Today, sebuah grup media berbahasa Mandarin Australia, menjadi sasaran serangan siber anonim.
Awal tahun ini, tujuh peretas yang berbasis di China didakwa oleh Departemen Kehakiman AS karena mengirimkan email pelacakan berbahaya kepada anggota Aliansi Antar-Parlemen untuk China.
tulis komentar anda