Milisi Anti-Putin Klaim Sukses Menyerang Rusia dari Ukraina
Rabu, 13 Maret 2024 - 16:38 WIB
Kelompok paramiliter pro-Kyiv lainnya, Korps Relawan Rusia, mengunggah video penglihatan malam pada hari Selasa yang dimaksudkan untuk menunjukkan pasukannya terlibat dalam baku tembak.
Milisi yang berbasis di Ukraina mengklaim berada di balik serangan sebelumnya ke wilayah Rusia. Andriy Yusov, juru bicara intelijen militer Ukraina, mengatakan bahwa kelompok sukarelawan Rusia tidak bertindak berdasarkan perintah Kyiv.
Namun dia menambahkan bahwa serangan tersebut menunjukkan “Kremlin sekali lagi tidak dapat mengendalikan situasi di Rusia”.
Juru bicara sayap politik Legiun Kebebasan Rusia mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Selasa bahwa serangan itu dilakukan bertepatan dengan pemilihan presiden Rusia pada 15-17 Maret.
“Ini sama sekali bukan pemilu. Ini adalah tahap selanjutnya dari perampasan kekuasaan, pembentukan kediktatoran Putin dengan kedok pemilu,” kata juru bicara Alexei Baranovsky.
Serangan lintas batas itu terjadi ketika Kyiv melancarkan salah satu serangan pesawat tak berawak paling signifikan terhadap Rusia dalam perang dua tahun tersebut.
Moskow mengatakan pihaknya menjatuhkan 25 drone Ukraina di wilayah termasuk Moskow, Leningrad, Belgorod, Kursk, Bryansk, Tula dan Oryol. Gelombang serangan pesawat tak berawak terus berlanjut sepanjang hari, kata kementerian pertahanan.
Para pejabat Rusia melaporkan serangan terhadap fasilitas energi, termasuk kebakaran di kilang NORSI Lukoil dan sebuah drone yang hancur di pinggiran kota Kirishi, rumah bagi kilang minyak terbesar kedua di Rusia.
Gleb Nikitin, gubernur wilayah Nizhny Novgorod, memasang gambar truk pemadam kebakaran di samping kilang NORSI dan mengatakan layanan darurat sedang berupaya memadamkan api di sana.
Milisi yang berbasis di Ukraina mengklaim berada di balik serangan sebelumnya ke wilayah Rusia. Andriy Yusov, juru bicara intelijen militer Ukraina, mengatakan bahwa kelompok sukarelawan Rusia tidak bertindak berdasarkan perintah Kyiv.
Namun dia menambahkan bahwa serangan tersebut menunjukkan “Kremlin sekali lagi tidak dapat mengendalikan situasi di Rusia”.
Juru bicara sayap politik Legiun Kebebasan Rusia mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Selasa bahwa serangan itu dilakukan bertepatan dengan pemilihan presiden Rusia pada 15-17 Maret.
“Ini sama sekali bukan pemilu. Ini adalah tahap selanjutnya dari perampasan kekuasaan, pembentukan kediktatoran Putin dengan kedok pemilu,” kata juru bicara Alexei Baranovsky.
Serangan lintas batas itu terjadi ketika Kyiv melancarkan salah satu serangan pesawat tak berawak paling signifikan terhadap Rusia dalam perang dua tahun tersebut.
Moskow mengatakan pihaknya menjatuhkan 25 drone Ukraina di wilayah termasuk Moskow, Leningrad, Belgorod, Kursk, Bryansk, Tula dan Oryol. Gelombang serangan pesawat tak berawak terus berlanjut sepanjang hari, kata kementerian pertahanan.
Para pejabat Rusia melaporkan serangan terhadap fasilitas energi, termasuk kebakaran di kilang NORSI Lukoil dan sebuah drone yang hancur di pinggiran kota Kirishi, rumah bagi kilang minyak terbesar kedua di Rusia.
Gleb Nikitin, gubernur wilayah Nizhny Novgorod, memasang gambar truk pemadam kebakaran di samping kilang NORSI dan mengatakan layanan darurat sedang berupaya memadamkan api di sana.
tulis komentar anda