Profil Muhammad Abu Salmiya, Direktur RS Al Shifa yang Ditangkap Israel
Rabu, 28 Februari 2024 - 21:21 WIB
"Kelompok Hamas menggunakan banyak sumber daya, termasuk listrik untuk memperkuat terowongan yang mereka bangun di bawah rumah sakit. Selain itu, Hamas menyimpan barang-barang militer di rumah sakit dan di sekitarnya," demikian pernyataan Tentara Pertahanan Israel (IDF).
Selain itu, pernyataan tersebut berbunyi bahwa setelah serangan teror massal Hamas pada 7 Oktober di Israel Selatan, Hamas menggunakan rumah sakit sebagai tempat perlindungan bagi pasukan terornya dan bahkan membawa sandera Israel ke RS Al Shifa.
Salmiya menghadapi tuduhan “membantu musuh selama masa perang dan memberikan layanan kepada organisasi teror,” jaringan berita al-Quds melaporkan.
Jika benar, Salmiya pada akhirnya masih harus diadili di pengadilan khusus pejuang yang melanggar hukum atau di pengadilan sipil atau militer Israel.
Saat itu, Salmiya berani pasang badan ketika 7.000 orang yang terkepung di dalam kompleks Al-Shifa, termasuk 650 orang terluka, 45 pasien dialisis, dan 36 bayi prematur.
Tiga bayi prematur meninggal dalam beberapa hari terakhir, dan dua orang yang terluka meninggal dalam beberapa jam terakhir karena kurangnya perawatan.
Tidak ada air, bahan bakar, atau listrik. Israel memutus saluran air utama ke rumah sakit. Tidak ada air murni untuk membuat susu formula khusus untuk bayi, sehingga mereka menggunakan air biasa, bahkan ada yang sakit diare, infeksi, dan demam.
Tidak ada makanan. Anak-anak kelaparan dan tertekan. Tidak ada obat, dan luka orang yang terluka menjadi terinfeksi, beberapa di antaranya dipenuhi belatung.
Selain itu, pernyataan tersebut berbunyi bahwa setelah serangan teror massal Hamas pada 7 Oktober di Israel Selatan, Hamas menggunakan rumah sakit sebagai tempat perlindungan bagi pasukan terornya dan bahkan membawa sandera Israel ke RS Al Shifa.
Salmiya menghadapi tuduhan “membantu musuh selama masa perang dan memberikan layanan kepada organisasi teror,” jaringan berita al-Quds melaporkan.
Jika benar, Salmiya pada akhirnya masih harus diadili di pengadilan khusus pejuang yang melanggar hukum atau di pengadilan sipil atau militer Israel.
4. Berani Mati Menyelamatkan Pasien
Bencana kini terjadi di rumah sakit Al-Shifa di Gaza setelah rumah sakit tersebut direbut dan diduduki oleh tentara Israel. Itu diungkapkan Muhammad Abu Salmiya pada tanggal 16 November 2023 silam.Saat itu, Salmiya berani pasang badan ketika 7.000 orang yang terkepung di dalam kompleks Al-Shifa, termasuk 650 orang terluka, 45 pasien dialisis, dan 36 bayi prematur.
Tiga bayi prematur meninggal dalam beberapa hari terakhir, dan dua orang yang terluka meninggal dalam beberapa jam terakhir karena kurangnya perawatan.
5. Mengkritik Dunia Hanya Diam Melihat Genosida di Gaza
Salmiya menutup pidatonya dengan mengatakan, “Kami menganggap dunia bertanggung jawab” atas apa yang ia sebut sebagai genosida. “Kami sedang menunggu kematian yang lambat.”Tidak ada air, bahan bakar, atau listrik. Israel memutus saluran air utama ke rumah sakit. Tidak ada air murni untuk membuat susu formula khusus untuk bayi, sehingga mereka menggunakan air biasa, bahkan ada yang sakit diare, infeksi, dan demam.
Tidak ada makanan. Anak-anak kelaparan dan tertekan. Tidak ada obat, dan luka orang yang terluka menjadi terinfeksi, beberapa di antaranya dipenuhi belatung.
tulis komentar anda