Drone Pembunuh Buatan India akan Dipakai Israel di Gaza

Selasa, 13 Februari 2024 - 15:04 WIB
“Ketika India memasok drone ke Israel, hal ini secara tidak langsung terkait dengan tindakan apa pun yang dilakukan drone tersebut di Gaza. Hal ini mengaburkan batas antara pemasok dan calon pihak yang terlibat, bahkan jika India tidak memiliki kendali langsung atas bagaimana drone tersebut digunakan,” papar Linganna.

Kementerian Luar Negeri India tidak membalas permintaan komentar MEE.

Para aktivis HAM mengatakan meskipun Kementerian Luar Negeri India berusaha menggambarkan kebijakan luar negerinya terhadap Israel dan Palestina tidak berubah, tindakan mereka menunjukkan mereka sepenuhnya mendukung rencana Israel di Gaza.

Perdana Menteri India Narendra Modi adalah salah satu pemimpin pertama yang dengan tegas mengutuk serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, dan pemerintahannya lambat dalam mengikuti seruan global untuk gencatan senjata.

New Delhi abstain dalam pemungutan suara pertama Majelis Umum PBB dan baru menandatangani resolusi tersebut pada Desember.

Menyusul permohonan pemerintah Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap Israel, pemerintah India tidak mendukung kasus tersebut.

ICJ mengeluarkan keputusan awal pada tanggal 26 Januari, menegaskan risiko yang “masuk akal” bahwa Israel melakukan genosida di Jalur Gaza, dan India masih menolak mendukung penyelidikan tersebut.

Standar Ganda India



Penulis dan aktivis India terkemuka, Achin Vanaik, mengatakan kepada MEE bahwa posisi India seharusnya tidak mengejutkan.

“Saat ini, tanggapan resmi India terhadap keputusan sementara ICJ terbaru adalah pemerintah India telah mencatat keputusan tersebut, sementara India menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap tuduhan Israel bahwa ada anggota Hamas di Unrwa yang diberhentikan sebelum dilakukan penyelidikan apa pun," ujar Vanaik.

Jurnalis independen dan penulis The Palestine Laboratory Antony Loewenstein mengatakan kepada MEE bahwa prospek Israel menggunakan senjata buatan India di Gaza adalah “mengagetkan namun tidak mengejutkan”, mengingat membaiknya hubungan antara India dan Israel selama dekade terakhir.

“Aliansi antara India-Israel ini hanya mendapat sedikit perhatian internasional, namun penting bagi kita untuk mengkajinya lebih lanjut karena Israel pada dasarnya dibantu dalam genosida di Gaza oleh negara yang disebut-sebut sebagai negara demokrasi terbesar di dunia itu,” papar dia.

“Saya pikir kita harus melihat lebih dekat hubungan pertahanan antara kedua negara. Saya juga berpikir penting untuk menyebutkan nama dan mempermalukan para pejabat dan perusahaan India yang membuat drone ini,” ujar Loewenstein, yang berbasis di Yerusalem Timur antara tahun 2016 dan 2020.

Di bawah kepemimpinan Modi, India semakin dekat dengan Israel. New Delhi adalah pembeli senjata Israel terbesar, dengan jumlah lebih dari USD1 miliar per tahun.

Antara tahun 2015-2019, pembelian senjata Israel oleh India meningkat sebesar 175%.

Namun perusahaan-perusahaan India dan Israel juga sudah mulai memproduksi senjata di pabrik-pabrik di seluruh India.

Rangkaian senjata yang diproduksi bersama oleh kedua negara termasuk senapan serbu Tavor X95, senapan sniper Galil, senapan mesin ringan Negev, serta drone Hermes 900 dengan daya tahan tinggi dan ketinggian sedang.

Analis pertahanan mengatakan kemitraan dengan India dapat membantu produksi massal senjata Israel.

Sementara itu, Modi telah memanfaatkan hubungannya dengan Israel untuk memodernisasi angkatan bersenjata India serta memperkuat citranya sebagai pemimpin produksi dan manufaktur dalam negeri, yang dikenal dengan program “Make in India”.

Fasilitas Adani-Elbit di Hyderabad, India, diresmikan pada 2018 di hadapan Menteri Dalam Negeri Telangana, Mohammad Mahmood Ali, serta CEO Adani Ports, Pranav Adani, dan Bezhalel Machlis, presiden dan CEO Elbit Systems.

Fasilitas ini disebut-sebut sebagai kompleks manufaktur UAV swasta pertama di India dan satu-satunya fasilitas produksi Hermes 900 di luar Israel.

Pada pembukaan pabrik tersebut, Ashish Rajvanshi, kepala pertahanan dan kedirgantaraan Adani, mengatakan, “Perusahaan bertujuan membuat India mandiri dalam sistem pertahanan dan kedirgantaraan dan tidak bergantung pada Amerika Serikat, Eropa, Rusia atau negara lain.”

Demikian pula pada 2020, Elad Aharonson, wakil presiden eksekutif dan manajer umum divisi dalam Elbit Systems, mengatakan, “Hubungan dengan Adani telah membentuk visi menjadikan India sebagai pusat global untuk manufaktur dan ekspor platform tak berawak."

Taipan India Gautam Adani terlibat dalam beberapa usaha dengan perusahaan Israel. Pada awal tahun 2023, Adani Ports membeli saham mayoritas di Haifa Port di Israel.

Linganna, analis pertahanan, mengatakan tampaknya India sedang berjuang menyeimbangkan kepentingan bisnis dan cita-citanya dengan realitas dinamika kekuatan global.

“India bangga dengan kebijakan luar negerinya yang menekankan prinsip-prinsip perdamaian dan kemanusiaan. Memasok senjata yang dapat digunakan dalam konflik yang menimbulkan korban sipil akan menciptakan ketegangan dengan nilai-nilai tersebut,” pungkas Linganna.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More