10 Hambatan Solusi 2 Negara dalam Konflik Israel dan Palestina
Sabtu, 27 Januari 2024 - 20:20 WIB
Foto/Reuters
Kendala semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Ketika Israel menarik pemukim dan tentara dari Gaza pada tahun 2005, pemukiman Yahudi meluas ke tempat lain. Orang-orang Palestina mengatakan hal ini melemahkan prospek sebuah negara yang bisa bertahan.
Organisasi Israel Peace Now mengatakan pada bulan September bahwa jumlah tersebut meningkat dari 250.000 di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun 1993, menjadi 695.000 tiga dekade kemudian.
Foto/Reuters
Melansir Reuters, selama Intifada Kedua, Israel juga membangun apa yang mereka gambarkan sebagai penghalang untuk menghentikan serangan Palestina. Orang-orang Palestina menyebutnya sebagai perampasan tanah.
Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas mengelola pulau-pulau di Tepi Barat yang diselimuti oleh zona kendali Israel yang mencakup 60% wilayah, termasuk perbatasan Yordania dan permukiman – pengaturan yang diatur dalam Perjanjian Oslo.
Foto/Reuters
Kendala semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Ketika Israel menarik pemukim dan tentara dari Gaza pada tahun 2005, pemukiman Yahudi meluas ke tempat lain. Orang-orang Palestina mengatakan hal ini melemahkan prospek sebuah negara yang bisa bertahan.
Organisasi Israel Peace Now mengatakan pada bulan September bahwa jumlah tersebut meningkat dari 250.000 di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun 1993, menjadi 695.000 tiga dekade kemudian.
7. Semangat Intifada yang Terus Menggelora
Foto/Reuters
Melansir Reuters, selama Intifada Kedua, Israel juga membangun apa yang mereka gambarkan sebagai penghalang untuk menghentikan serangan Palestina. Orang-orang Palestina menyebutnya sebagai perampasan tanah.
Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas mengelola pulau-pulau di Tepi Barat yang diselimuti oleh zona kendali Israel yang mencakup 60% wilayah, termasuk perbatasan Yordania dan permukiman – pengaturan yang diatur dalam Perjanjian Oslo.
8. Israel Memegang Kendali Penuh
Foto/Reuters
tulis komentar anda