Krisis Pengungsi Rohingya Berlarut, GMNI: Bukti Lemahnya Diplomasi Pertahanan Kita

Rabu, 03 Januari 2024 - 09:45 WIB
Salah satu opsi kebijakan yang bisa menjadi solusi menurut Arjuna ialah dengan diplomasi pertahanan.

Diplomasi pertahanan yang bisa ditempuh yakni dengan kerjasama multilateral berbasis kawasan layaknya General Border Committee di ASEAN.

Diplomasi pertahanan dalam bentuk kerjasama multilateral berbasis kawasan menurut Arjuna menjadi penting mengingat perdagangan manusia merupakan transnational organized crime sehingga Indonesia tak bisa menyelesaikannya sendirian.

“Masalah ini harus diselesaikan dalam perspektif kawasan dan pendekatan multilateral. Tak bisa kita sendirian. Namun sepertinya tidak ada upaya menuju ke arah itu,” ujar Arjuna

Maka Arjuna mengkritik pernyataan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan yang menyatakan tidak fair kalau Indonesia harus menerima semua pengungsi itu menjadi beban.

Menurut Arjuna pernyataan itu bukanlah pernyataan yang bijak. Seharusnya Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan menghadirkan solusi dengan melakukan upaya diplomasi pertahanan berbasis kawasan dan pendekatan multilateral untuk membendung gelombang pengungsi yang terus berdatangan.

“Seharusnya menghadirkan solusi. Bukan justru mengeluarkan pernyataan bernada provokasi yang berpotensi memancing kebencian rakyat sehingga bisa terjadi persekusi. Itu tidak bijak,” jelas Arjuna.

Arjuna meminta masalah pengungsi Rohingya agar tidak menjadi komoditas politik yang bisa menyuburkan sentimen rasial dan kekerasan yang melanggar peri kemanusiaan.

Para kontestan Pilpres harus menghadirkan solusi yang tidak melanggar peri kemanusiaan, misalnya dengan diplomasi pertahanan dengan kerjasama multilateral pendekatan kawasan sehingga melahirkan solusi yang sesuai dengan peri kemanusiaan, adil dan beradab.

Dengan menghadirkan solusi berbasis kawasan dan kerjasama multilateral maka akan bisa menyentuh akar persoalannya. Dengan perspektif multilateral melalui ASEAN bisa dimanfaatkan untuk memetakan jaringan sindikat pelaku perdagangan manusia, mulai dari daerah perekrutan, penampungan, hingga daerah tujuan eksploitasi di berbagai negara di kawasan Asia Tengara.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More