6 Pasangan Bapak dan Anak yang Sama-sama Pernah Jadi Presiden dan Perdana Menteri
Sabtu, 16 Desember 2023 - 19:37 WIB
Nehru adalah ayah dari Indira Gandhi, yang mendapat nama Gandhi dari suaminya dan tak ada kaitannya dengan Mahatma Gandhi. Indira juga menjadi perdana menteri wanita pertama India, bahkan selama 4 periode sejak sejak 19 Januari 1966 sampai 24 Maret 1977 kemudian berlanjut mulai 14 Januari 1980 hinggapembunuhannyapada 31 Oktober 1984 yang menjadikannya sebagai orang terlama kedua yang menjabat setelah ayahnya,Jawaharlal Nehru. Indira tewas ditembak pada 1984.
Zulfiqar Ali Bhutto menjadi presiden (pada periode 1971-1973) dan perdana menteri Pakistan namun kepemimpinannya berakhir dengan kudeta. Ia dihukum gantung oleh Jenderal Zia Ul Haq yang membuat keluarga Bhutto termasuk sang anak perempuan Benazir Bhutto mengasingkan diri.
Sesaat sebelum Pemilu 1988, Benazir kembali ke Pakistan. Pada 1988, pemilu digelar kembali di Pakistan setelah kematian Zia karena kecelakaan pesawat terbang. Benazir menang telak dan memimpin negara itu sebagai Perdana Menteri. Namun kepemimpinannya harus berakhir saat isu korupsi menerpa dirinya.
Perempuan kelahiran 1953 harus "diasingkan lagi" dan suaminya masuk penjara. Tahun 2006, setelah 11 tahun berada di pengasingan, Benazir kembali ke Pakistan dan mencoba peruntungan di dunia politik. Malang, ia terbunuh dalam ledakan bom.
Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos Sr. adalah Presiden kesepuluh Filipina. Ia menjabat dari 30 Desember 1965 hingga 25 Februari 1986. Marcos digulingkanoleh pemberontakan rakyatpadatahun 1986 dan meninggal di Hawai pada 1989.
Pada Juni 2022, anak Marcos yakni Ferdinand Marcos Jr atau akrab dipanggil Bongbong Marcos resmi dilantik menjadi Presiden Filipina menggantikan Rodrigo Duterte. Pelantikan Bongbong Marcos menandai puncak dari perjuangan selama puluhan tahun oleh keluarganya untuk merebut kembali kejayaan politik mereka.
3. Zulfiqar Ali Bhutto dan Benazir Bhutto (Pakistan)
Zulfiqar Ali Bhutto menjadi presiden (pada periode 1971-1973) dan perdana menteri Pakistan namun kepemimpinannya berakhir dengan kudeta. Ia dihukum gantung oleh Jenderal Zia Ul Haq yang membuat keluarga Bhutto termasuk sang anak perempuan Benazir Bhutto mengasingkan diri.
Sesaat sebelum Pemilu 1988, Benazir kembali ke Pakistan. Pada 1988, pemilu digelar kembali di Pakistan setelah kematian Zia karena kecelakaan pesawat terbang. Benazir menang telak dan memimpin negara itu sebagai Perdana Menteri. Namun kepemimpinannya harus berakhir saat isu korupsi menerpa dirinya.
Perempuan kelahiran 1953 harus "diasingkan lagi" dan suaminya masuk penjara. Tahun 2006, setelah 11 tahun berada di pengasingan, Benazir kembali ke Pakistan dan mencoba peruntungan di dunia politik. Malang, ia terbunuh dalam ledakan bom.
4. Ferdinand Marcos dan Bongbong Marcos (Filipina)
Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos Sr. adalah Presiden kesepuluh Filipina. Ia menjabat dari 30 Desember 1965 hingga 25 Februari 1986. Marcos digulingkanoleh pemberontakan rakyatpadatahun 1986 dan meninggal di Hawai pada 1989.
Pada Juni 2022, anak Marcos yakni Ferdinand Marcos Jr atau akrab dipanggil Bongbong Marcos resmi dilantik menjadi Presiden Filipina menggantikan Rodrigo Duterte. Pelantikan Bongbong Marcos menandai puncak dari perjuangan selama puluhan tahun oleh keluarganya untuk merebut kembali kejayaan politik mereka.
5. Lee Kuan Yew dan Lee Hsien Loong (Singapura)
tulis komentar anda