10 Perempuan Hebat yang Jadi Pelopor Kepala Pemerintahan
Sabtu, 08 Agustus 2020 - 17:16 WIB
5. Republik Afrika Tengah-Elisabeth Domitien (1975-1976)
Lahir pada 1925, Elisabeth Domitien aktif dalam politik sejak usia dini. Pada tahun 1972 ia diangkat sebagai perdana menteri Republik Afrika Tengah oleh mantan presiden Bokassa.
Namun, setahun kemudian, dia diberhentikan dari jabatannya karena penentangannya terhadap monarki. Pada 1979 dia melakukan kudeta terhadapnya dan dipenjara sebentar.
6. Portugal-Maria da Lourdes Pintasilgo (1979-1980)
Perdana menteri wanita Portugal yang pertama dan satu-satunya, Maria da Lourdes Pintasilgo hanya menjabat selama tiga bulan. Selama waktu yang singkat ini, dia masih dapat mereformasi jaminan sosial dan meningkatkan layanan kesehatan dan sistem pendidikan rakyat. (Lihat grafis: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Militer China)
7. Bolivia-Lidia Gueiler Tejada (1979-1980)
Lidia Gueiler Tejada adalah presiden wanita pertama Bolivia. Dia dilantik pada 1979 sebagai presiden sementara dan menjalani hukuman delapan bulan. Setelah kudeta dia terus bekerja dalam politik sebagai duta besar untuk Columbia dan Venezuela.
Lahir pada 1925, Elisabeth Domitien aktif dalam politik sejak usia dini. Pada tahun 1972 ia diangkat sebagai perdana menteri Republik Afrika Tengah oleh mantan presiden Bokassa.
Namun, setahun kemudian, dia diberhentikan dari jabatannya karena penentangannya terhadap monarki. Pada 1979 dia melakukan kudeta terhadapnya dan dipenjara sebentar.
6. Portugal-Maria da Lourdes Pintasilgo (1979-1980)
Perdana menteri wanita Portugal yang pertama dan satu-satunya, Maria da Lourdes Pintasilgo hanya menjabat selama tiga bulan. Selama waktu yang singkat ini, dia masih dapat mereformasi jaminan sosial dan meningkatkan layanan kesehatan dan sistem pendidikan rakyat. (Lihat grafis: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Militer China)
7. Bolivia-Lidia Gueiler Tejada (1979-1980)
Lidia Gueiler Tejada adalah presiden wanita pertama Bolivia. Dia dilantik pada 1979 sebagai presiden sementara dan menjalani hukuman delapan bulan. Setelah kudeta dia terus bekerja dalam politik sebagai duta besar untuk Columbia dan Venezuela.
tulis komentar anda