Petinggi Hamas: Saya Tantang Israel Catat Pencapaian Militer Lapangan Selain Bunuh Warga Sipil
Kamis, 09 November 2023 - 01:28 WIB
Kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa korps teknik tempur Israel menggunakan alat peledak untuk menghancurkan jaringan terowongan yang dibangun oleh Hamas yang membentang ratusan kilometer di bawah Gaza.
Sebaliknya, sumber-sumber di Hamas dan kelompok militan Jihad Islam Palestina yang terpisah, mengatakan tank-tank Israel menghadapi perlawanan sengit dari pejuang Hamas yang menggunakan jaringan terowongan untuk melancarkan penyergapan.
Tidak mungkin untuk memverifikasi klaim medan perang dari kedua belah pihak.
Israel telah menyuarakan ketakutannya bahwa operasi militer dapat semakin membahayakan para sandera, yang diyakini ditahan di terowongan. Israel mengatakan mereka tidak akan menyetujui gencatan senjata sampai para sandera dibebaskan. Hamas juga bersikeras tidak akan berhenti berperang saat Gaza diserang.
Washington mendukung posisi Israel bahwa gencatan senjata akan membantu Hamas secara militer. Namun Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa dia telah mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan sementara pertempuran.
Israel sejauh ini masih belum jelas mengenai rencana jangka panjangnya jika mereka mencapai tujuan yang dinyatakan untuk mengalahkan Hamas. Dalam beberapa komentar langsung pertama mengenai masalah ini, Netanyahu mengatakan Israel akan berusaha untuk memikul tanggung jawab keamanan di Gaza “untuk jangka waktu yang tidak terbatas” setelah perang.
Namun para pejabat mengatakan Israel tidak tertarik untuk mengatur daerah kantong Palestina tersebut. Gallant mengatakan bahwa setelah perang selesai, baik Israel maupun Hamas tidak akan memerintah Gaza.
Sementara itu, sayap militer Hamas; Brigade Izz ad-Din al-Qassam, mengatakan pada Selasa malam bahwa mereka menembakkan rudal ke Tel Aviv, dan sirene roket terdengar di beberap kota Israel.
Warga Israel di Tel Aviv memperingati satu bulan sejak serangan Hamas dengan menyalakan lilin di sekitar foto para sandera di Habima Square. Ada yang menangis, ada pula yang bernyanyi atau berdoa.
“Saya datang untuk melihat wajah para sandera, untuk merasa menjadi bagian darinya. Saya ingin berada di sisi keluarga yang orang-orang terkasihnya berada di Gaza,” kata Valeria Nesterov (24), seorang penata rias di Tel Aviv.
Sebaliknya, sumber-sumber di Hamas dan kelompok militan Jihad Islam Palestina yang terpisah, mengatakan tank-tank Israel menghadapi perlawanan sengit dari pejuang Hamas yang menggunakan jaringan terowongan untuk melancarkan penyergapan.
Tidak mungkin untuk memverifikasi klaim medan perang dari kedua belah pihak.
Israel telah menyuarakan ketakutannya bahwa operasi militer dapat semakin membahayakan para sandera, yang diyakini ditahan di terowongan. Israel mengatakan mereka tidak akan menyetujui gencatan senjata sampai para sandera dibebaskan. Hamas juga bersikeras tidak akan berhenti berperang saat Gaza diserang.
Washington mendukung posisi Israel bahwa gencatan senjata akan membantu Hamas secara militer. Namun Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa dia telah mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan sementara pertempuran.
Israel sejauh ini masih belum jelas mengenai rencana jangka panjangnya jika mereka mencapai tujuan yang dinyatakan untuk mengalahkan Hamas. Dalam beberapa komentar langsung pertama mengenai masalah ini, Netanyahu mengatakan Israel akan berusaha untuk memikul tanggung jawab keamanan di Gaza “untuk jangka waktu yang tidak terbatas” setelah perang.
Namun para pejabat mengatakan Israel tidak tertarik untuk mengatur daerah kantong Palestina tersebut. Gallant mengatakan bahwa setelah perang selesai, baik Israel maupun Hamas tidak akan memerintah Gaza.
Sementara itu, sayap militer Hamas; Brigade Izz ad-Din al-Qassam, mengatakan pada Selasa malam bahwa mereka menembakkan rudal ke Tel Aviv, dan sirene roket terdengar di beberap kota Israel.
Warga Israel di Tel Aviv memperingati satu bulan sejak serangan Hamas dengan menyalakan lilin di sekitar foto para sandera di Habima Square. Ada yang menangis, ada pula yang bernyanyi atau berdoa.
“Saya datang untuk melihat wajah para sandera, untuk merasa menjadi bagian darinya. Saya ingin berada di sisi keluarga yang orang-orang terkasihnya berada di Gaza,” kata Valeria Nesterov (24), seorang penata rias di Tel Aviv.
Lihat Juga :
tulis komentar anda